Suara Karya

Gelar ISBEST 2024, UT Bahas Kelanjutan Transformasi Digital di Masa Depan

JAKARTA (Suara Karya): Proses transformasi digital di Indonesia saat ini sudah menyentuh seluruh sektor kehidupan, mulai dari bisnis, teknologi, pendidikan, kesehatan hingga urusan rumah tangga.

Untuk itu, pemerintah perlu membuat kebijakan lanjutan pascapenerapan transformasi digital, agar upaya tersebut dapat memberi kesejahteraan bagi masyarakat di masa depan.

Demikian benang merah dari perhelatan internasional bertajuk ‘Seminar on Business, Economics, Social Science, and Technology’ (ISBEST) 2024 yang diselenggarakan di Kampus Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Kamis (19/9/24).

ISBEST 2024 menghadirkan tiga narasumber, yaitu Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Dr Rizal Edwin Manansang; Prof Choi Young Chool dari Chungbuk National University, Korea Selatan, dan Prof Ginta Ginting dari UT.

Wakil Rektor UT Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis, Rahmat Budiman dalam sambutannya membuka ISBEST 2024 mengingatkan, transformasi digital tak sekadar berubah dalam teknologi, tapi juga pada mindset atau pola pikirnya.

“Sehingga perubahan itu menjadi berkelanjutan. Lewat perubahan pola pikir akan selalu tercipta inovasi-inovasi baru demi kemajuan bangsa,” ucap Rahmat.

Ia mengaku senang UT bisa ambil bagian dalam perubahan ini lewat gelaran ISBEST. Karena seminar ini diikuti banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Hasil dari seminar ini nantinya bisa menjadi masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan transformasi digital di masa depan agar hasilnya lebih maksimal,” tutur Rahmat.

Ketua Penyelenggara ISBEST 2024, Nihan Lanisy menjelaskan, perhelatan tahun ini mengambil tema ‘Navigating the Future with Digital Transformation Strategies’ dengan harapan transformasi digital tidak berhenti setelah prosesnya selesai.

“Harus ada kebijakan lagi apa yang harus dilakukan setelah proses transformasi digital di semua lini selesai. Kebijakan itu harus dipikirkan dari sekarang, agar prosesnya dapat berkelanjutan,” ujar Nihan.

Acara tahunan yang ke-7 ini akan menjadi platform bagi para peneliti, pendidik, mahasiswa, praktisi, pembuat kebijakan, dan akademisi untuk mempresentasikan studi mereka di bidang bisnis, ekonomi, ilmu sosial, pariwisata, dan bidang terkait lainnya.

Disebutkan ISBEST 2024 mencakup berbagai sub-tema, yaitu evolusi e-commerce, kecerdasan buatan (AI) dalam bisnis, inovasi pemasaran digital, digitalisasi rantai pasokan, revolusi teknologi keuangan (FinTech), tenaga kerja 4.0, keberlanjutan dan transformasi digital.

“Makalah yang diterima panitia akan dipublikasikan dalam Prosiding ISBEST. Dan makalah yang terpilih memiliki kesempatan untuk dipublikasikan dalam Prosiding EAI/EUDL dan jurnal terkait setelah proses peninjauan sejawat,” tuturnya. (Tri Wahyuni)

Related posts