K
JAKARTA (Suara Karya): Ketua Umum KONI Kota Administrasi Jakarta Timur, Andree Fazara beserta jajarannya menyambut baik dan hangat kedatangan pengurus KONI Kabupaten Banyumas dalam hal silaturahmi dan tukar pikiran dibidang peningkatan prestasi olahraga.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan Ketua Harian KONI Kabupaten Banyumas Bambang Widodo beserta jajarannya untuk berdiskusi terhadap peningkatan prestasi olahraga, ” jelas Andree di ruang rapat GOR Jakarta Timur, Selasa (19/11/2024).
Kedatangan rombongan KONI Kabupaten Banyumas yang beranggotakan 14 pengurus, tampaknya cukup serius belajar dan mengetahui peningkatan prestasi atlet yang dimiliki KONI Jakarta Timur yang menjadi pemasok medali terbesar saat kontingen DKI Jakarta menempati urutan kedua di PON XXI Aceh – Sumut 8 – 20 September 2024.
Namun ketika ditanya soal dana pembinaan yang dikucurkan pemerintah DKI Jakarta ke KONI Kota Administrasi Jakarta Timur, Andree sedikit bernafas sedih bila dibanding dengan anggaran KONI Banyumas yang mencapai Rp2,5 miliar setiap tahun. Bahkan ketika persiapan menuju PON XXI Aceh – Sumut mencapai sekitar Rp7, 5 miliar.
Kendati begitu Andree dengan tegas memberikan jawaban yang pasti bahwa anggaran yang diterima KONI Jakarta Timur perbulan mencapai Rp 15 juta, bila dikali selama setahun gak enak menyebutnya dihadapan pengurus daerah setingkat Kabupaten Banyumas.
Selain anggaran operasional dan pembinaan prestasi yang ditanyakan dan dijadikan perbandingan adalah, persoalan perpindahan atlet atau yang dikenal dengan mutasi atlet.
Karena Ketua Harian KONI Kabupaten Banyumas Bambang sempat tanda tanya, kenapa dengan anggaran kecil para atletnya bisa berprestasi dan tidak tergiur pindah ke lain daerah atau Provinsi.
Dengan tegas Andree mengatakan, untuk dana pembinaan di kawasan DKI Jakarta langsung ditangani KONI DKI atau Provinsi. Atlet yang masuk Pelatda diberikan honor yang cukup sesuai dengan prestasinya.
Hal itu yang menjadikan KONI Administrasi Jakarta Timur hanya bertumpu dalam segi administrasi, bukan dalam hal pengucuran dana pembinaan, baik untuk Pengcab atau atlet yang akan dipersiapkan menuju PON atau multi event lainnya.
Semua itu karena KONI Administrasi Jakarta Timur berbeda dengan KONI Kabupaten lainnya dari berbagai daerah di Tanah Air. Karena Jakarta Timur tidak memiliki DPRD seperti daerah Kota/Walikota yang ada. Namun semuanya bertumpu pada DPRD DKI Jakarta sebelum berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta atau DKJ.
Pertanyaan
Pertanyaan lain yang dilontarkan utusan KONI Kabupaten Banyumas terfokus pada perpindahan atlet atau atlet yang diserobot daerah lain yang dikenal dengan mutasi sepihak, dijelaskan secara gamblang Bidang Hukum KONI Administrasi Jakarta Timur, Fordinal.
Fordinal mengatakan, perpindahan atlet atau mutasi sudah diatur dalam AD/ART KONI setempat yang mengacu pada KONI Pusat. Apabila ada sengketa bisa bisa diselesaikan lewat Baori atau BAKI.
Bahkan kedua badan organisasi yang mengatur perpindahan atlet atau sengketa dalam dunia olahraga sudah disatukan oleh Kemenpora dan menjadi satu dengan nama BAKI.
“Dengan adanya badan yang mengatur sengketa olahraga itulah, sudah seharusnya bila ada perpindahan atlet atau sengketa dalam olahraga yang belum bisa diselesaikan dengan jalan musyawarah segera dilaporkan ke BAKI, ” tegas Fordinal.
Sedang pertanyaan yang menyangkut bagaimana membina atlet dari cabang – cabang khusus atau prestasi yang terus mengalami perkembangan? Langsung dijawab Porseda Risman sebagai Bidang Binpres, kepelatihan dan pertandingan KONI kota Administrasi Jakarta Timur.
Menurut Porseda pembinaan atlet berprestasi mengacu pada Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Dengan acuan tersebut, sudah dapat dipetakan, cabang mana yang mendapat prioritas. Begitu juga cabang kategori satu, dua dan tiga, semua disesuaikan dengan aturan yang ada di Kemenpora, hingga Dispora.
Bahkan cabang yang atletnya menyuguhkan prestasi optimal di PON khususnya di DKI Jakarta mendapat prioritas yang lebih untuk dipersiapkan menuju PON berikutnya seperti di NTT dan NTB tahun 2028.
Bahkan salah satu pengurus KONI DKI Jakarta ada yang mencontohkan, seperti cabang bola tangan DKI Jakarta yang memborong dua medali emas yang dipertandingkan di kategori putra dan putri. Dalam waktu dekat diberikan peluang tampil atau latihan di Singapura.
Ketika disinggung dana pengiriman yang akan dipakai untuk memberangkatkan tim bola tangan putra – putri menuju Singapura, jajaran pengurus itu spontanitas mengatakan, menggunakan kelebihan dana yang dipakai di PON XXI Aceh – Sumut. Berita sumbang itu mendapat aplus dari jajaran pengurus KONI Jakarta Timur dan KONI Kabupaten Banyumas yang sedang melakukan diskusi. . . (Warso)