JAKARTA (Suara Karya): Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta terus memantau perkembangan perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global. Bank Indonesia DKI Jakarta juga berkomitmen untuk memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Demikian dikatakan Kepala Kantor Perwakilan BI Jakarta Arlyana Abubakar pada acara Bincang Media di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Menurut Arlyana, upaya ini bertujuan untuk mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global yang berdaya saing tinggi.
Sekadar informasi, berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian DKI Jakarta pada Triwulan III 2024 mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 4,93% (yoy), mengalami kenaikan tipis dibandingkan dengan Triwulan II 2024 yang tercatat 4,90% (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh sektor konsumsi rumah tangga (RT), investasi, dan ekspor, serta peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha utama.
Arlyana mengungkapkan, konsumsi rumah tangga masih menunjukkan kinerja yang stabil dengan pertumbuhan 5,26% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan Triwulan II yang tercatat 5,28% (yoy). Sektor hotel dan restoran menjadi pendorong utama, seiring dengan tingginya arus wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Jakarta.
Di sisi lain, investasi juga mencatatkan pertumbuhan yang solid meskipun sedikit melambat menjadi 4,27% (yoy), dibandingkan dengan 4,66% (yoy) pada Triwulan II. Peningkatan ini terutama didorong oleh realisasi penanaman modal asing (PMA) yang cukup tinggi.
“Sektor ekspor mencatatkan lonjakan signifikan, tumbuh sebesar 13,40% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan 7,06% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekspor ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap komoditas seperti mesin, alas kaki, pakaian, dan jasa, seiring dengan melonjaknya jumlah wisatawan asing,” kata Arlyana.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), Ia memgatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jakarta terutama didorong oleh LU perdagangan yang tumbuh pesat 7,99% (yoy), berbanding lebih baik dari Triwulan II yang tercatat 6,87% (yoy). Pertumbuhan ini tercermin dari tingginya indeks penjualan ritel di ibu kota.
Sektor jasa keuangan juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar 6,09% (yoy), sejalan dengan tingginya penyaluran kredit di Jakarta. Selain itu, LU konstruksi tumbuh 5,65% (yoy), berkat kelanjutan proyek-proyek strategis baik dari pemerintah maupun sektor swasta. LU industri pengolahan juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 1,33% (yoy), didorong oleh sektor kimia, barang logam, serta makanan dan minuman.
Sektor infokom turut menyumbang pertumbuhan positif sebesar 4,27% (yoy), didorong oleh meningkatnya penggunaan data dan internet.
Sementara itu lanjut Arlyana, konsumsi pemerintah juga menunjukkan angka yang menggembirakan, tumbuh sebesar 10,81% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontraksi -5,62% (yoy) pada Triwulan II. Peningkatan ini didorong oleh tingginya belanja pemerintah di bidang belanja pegawai, barang dan jasa, serta bantuan sosial, khususnya melalui anggaran APBN.
Sementara itu, konsumsi Lembaga Non-Pemerintah (LNPRT) juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 11,99% (yoy), didorong oleh aktifitas politik menjelang Pilkada Jakarta.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta terus memantau perkembangan perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global. Bank Indonesia DKI Jakarta juga berkomitmen untuk memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Upaya ini bertujuan untuk mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global yang berdaya saing tinggi. (Boy)