Suara Karya

Oleh: Rien Safrina, Helena Evelin Limbong, R. M. Aditya Andriyanto, Khumaidi Tohar
Mengasah Ketrampilan Berpikir Komputasional Guru Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Penciptaan Lagu

JAKARTA (Suara Karya): Menghadapi era globalisasi atau kemajuan jaman, berpikir komputerisasi sangat penting dikuasai para guru. Dengan menguasai keterampilan berpikir komputasional, generasi muda Indonesia diharapkan dapat memecahkan masalah yang lebih kompleks. 

Di era yang berlangsung sangat cepat ini, Pendidikan di Indonesia perlu terus beradaptasi dengan perkembangan jaman. Keterampilan abad 21 seperti kreatifitas, kerja sama, komunikasi, berpikir kritis, empati, dan berpikir komputasional menjadi sangat penting dikuasai oleh para guru.

Pembahasan kali ini difokuskan pada keterampilan berpikir komputasional, karena walaupun ini bukan hal baru di dunia Pendidikan secara umum, tetapi di Indonesia keterampilan ini mulai dianggap sangat penting diajarkan di kelas

Keterampilan berpikir komputasional atau computational thinking (CT) bukan lagi menjadi keterampilan yang harus dimiliki oleh orang yang bergerak dalam bidang computer saja, melainkan menjadi kebutuhan dasar bagi setiap individu.

Di era digital yang semakin maju, Indonesia sebagai negara dengan populasi yang besar sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Dengan menguasai keterampilan berpikir komputasional, generasi muda Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan global, terutama dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks.

Untuk menjawab tantangan di atas, Pendidikan di Indonesia perlu terus membekali guru-gurunya agar mereka dapat mengintegrasikan keterampilan berpikir komputasional dalam proses belajar-mengajar.

Salah satu cara mengintegrasikan keterampilan berpikir komputasional dapat dilakukan melalui pembelajaran seni music, misalnya dalam mencipta lagu. Berpikir komputasional yang selama ini indentik dengan dunia teknologi ternyata memiliki keterkaitan yang erat dengan proses penciptaan lagu. Keduanya, pada dasarnya adalah tentang pemecahan masalah, pengenalan pola, dan mengenali Langkah-langkah (algoritma)

Pengertian Berpikir Komputasional

Pemikiran komputasional adalah suatu pendekatan dalam memecahkan masalah yang melibatkan pemikiran logis dan sistematis yang dilakukan oleh computer. Pemikiran komputasional melibatkan pemahaman tentang dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi dan algoritma (Critten, et al., 2022).

Penggagas berpikir komputasional seperti Seymour Papert  memperkenalkan penggunaan teknologi dalam Pendidikan dan bagaimana anak-anak dapat belajar melalui eksplorasi dan eksperimen. Selain itu, Jeannette Wing berpendapat bahwa berpikir komputasional adalah dasar yang harus dimiliki oleh semua orang, bukan hanya mereka yang bekerja di bidang teknologi.

Selanjutnya Margaret Hamilton menekankan pentingnya pemecahan masalah dan pengembangan system yang dapat diandalkan yang merupakan bagian dari berpikir komputasional. Dapat disimpulkan bahwa berpikir komputasional membantu kita mengembangkan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah yang berlaku di banyak aspek kehidupan kita.

Komponen Dasar Berpikir Komputasional

DEKOMPOSISI (Decomposition)
Memecah masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal ini memungkinkan individu untuk focus pada satu masalah dalam satu waktu.

PENGENALAN POLA (Pattern Recognition)

Mengidentifikasi pola atau karakteristik yang sama dalam data atau situasi yang berbeda untuk membantu menemukan solusi yang tepat.

ABSTRAKSI (Abstraction)

Menghilangkan detail yang tidak relevan untuk focus pada aspek penting dari masalah. Ini membantu dalam menyederhanakan masalah yang kompleks.

ALGORITMA (Algorithm)

Merancang Langkah-langkah atau prosedur yang jelas untuk menyelesaikan masalah. Algoritma dapat berupa instruksi tertulis atau Langkah-langkah yang harus diikuti.

Kaitan Musik dengan Berpikir Komputasional

Dalam hubungannya dengan kegiatan music, banyak penelitian mengemukakan bahwa music dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak, termasuk memori, atensi, dan pemecahan masalah. Kegiatan music juga dapat menjelaskan hubungan antara kegiatan music dan kemampuan spasial, seperti memahami pola, urutan, dan hubungannya (Chong, 2019).

Dalam mencipta lagu diperlukan kemampuan untuk memahami unsur-unsur music seperti melodi, irama, harmoni, bentuk/struktur, dan ekspresi. Berpikir komputasional dapat digunakan untuk membantu proses penciptaan lagu kanon, yang melibatkan struktur music yang berulang dan harmonis. Berikut komponen berpikir komputasional yang dapat diterapkan dalam penciptaan lagu kanon.

Dekomposisi:

Lagu kanon dibuat dengan memecahkannya menjadi bagian yang lebih kecil dan sederhana

Mengidentifikasi komponen lagu kanon : melodi utama, ritme, jumlah pengulangan suara, interval waktu antara setiap masuk suara

Membantu dalam memahami struktur lagu secara lebih detail dan mengurangi kompleksitas, sehingga lebih mudah untuk diingat dan disusun Kembali

Pengenalan Pola :

Identifikasi pola pengulangan melodi utama dalam lagu kanon. Setiap suara akan mengulangi melodi yang sama, hanya saja dimulai pada waktu yang berbeda

Pola interval : menentukan pola interval waktu antar setiap suara masuk. Interval bisa sama untuk semua suara.

Penggunaan melodi : pengulangan / repetisi, melangkah atau melompat

Abstraksi:

Fokus pada melodi utama

Fokus pada siklus (pengaturan waktu)

Fokus pada struktur : kanon dua bagian atau tiga bagian

Algoritma:

Tentukan Langkah-langkah membuat lagu Kanon

Tentukan irama lagu

Tentukan nada dasar

Tentukan melodi utama

Tentukan struktur kanon

Tentukan pengaturan waktu

Tentukan tema

Mempraktekkan melodi lagu

Mencari lirik sesuai tema

Revisi lagu

Mempraktekkan lagu kanon (melodi dan lirik) satu suara.

Mempraktekkan lagu kanon dengan pengaturan waktu siklus ( dua bagian atau tiga bagian)

Prinsip Pedagogis:

Saat guru berlatih membuat lagu kanon berdasarkan konsep berpikir komputasional, perlu diingat bahwa lagu kanon untuk anak-anak harus pendek, sederhana, dan berulang, menggunakan lirik yang mudah dicerna, dan melodi yang mudah dinyanyikan.

Penting bagi guru untuk mempertimbangkan tahap perkembangan dan kemampuan anak. Anak usia dini umumnya memiliki jangkauan vocal yang terbatas dan mungkin kesulitan dengan ritme dan melodi yang kompleks. Diharapkan setelah melakukan dekomposisi, pengenalan pola, abstrasi dan algoritma guru dapat mencipta lagu kanon dengan ragam variasi sesuai kebutuhan anak, dan dapat lebih produktif dalam berkarya.

Kesimpulan

Penciptaan lagu kanon dengan melibatkan konsep berpikir komputasional membantu guru untuk memahami pentingnya mengajarkan kepada anak-anak keterampilan berpikir komputasional. Proses ini tidak hanya membantu guru dalam belajar music, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Guru dapat memecahkan masalah bagaimana membuat lagu kanon sederhana yang dapat digunakan pada proses belajar-mengajar.

Akhirnya, proses mencipta lagu Kanon yang menggunakan melodi dan lirik sederhana dapat dilakukan dengan  menerapkan prinsip-prinsip berpikir komputasional seperti dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, guru dapat mencipta lagu kanon yang memiliki struktur yang jelas, mudah diingat, edukatif, dan menghadirkan kegiatan music yang menyenangkan bagi anak-anak. ***

 

Related posts