MEDAN (Suara Karya): Indonesia dinilai mengalami penurunan angka kesehatan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya angka tersebut. Selain faktor ekonomi, minimnya edukasi serta minat literasi terkait pentingnya pendidikan kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor pemicu semakin turunnya angka kesehatan masyarakat di Indonesia.
Hal ini menjadi kesimpulan dari penelitian mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Arkaan Fathriansyah yang meneliti problematika kesehatan masyarakat di Indonesia. Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan studi pustaka dengan cara mempelajari teori dan penjelasan yang terkandung di dalam studi pustaka tersebut lalu dianalisis secara kritis dan mendalam agar dapat mendukung proposisi dan gagasannya.
“Ada juga faktor lain seperti kurangnya tenaga kerja di bidangnya yang sangat kurang. Seperti ketersediaan rumah sakit yangmenjangkau sudut desa dikarenakan kurangnya akses dan distribusi barang,” kata Arkaan dalam hasil jurnal penelitiannya, seperti dikutip SuaraKarya, Minggu (1/12).
Selain itu, lanjut Arkaan, dalam penelitiannya, masyarakat juga kurang peduli akan hal edukasi dan literasi terkait pendidikan kesehatan. “Terkadang masyarakat lebih mengarah ke pengobatan alternatif yang terbilang murah dibanding pengobatan umum yang ada di rumah sakit atau unit kesehatan,” ujarnya.
Selain faktor ekonomi menjadi landasan utama kenapa mereka tidak ke unit kesehatan, lokasi atau jarak unit-unit kesehatan yang lumayan jauh juga menjadi salah salah satu faktor enggannya masyarakat berobat di unit kesehatan.
Dalam penelitiannya, Arkaan juga menyoroti masalah kenakalan remaja soal hubungan sex bebas di kalangan remaja serta masih tingginya angka stunting
“Tindakan dengan memberikan asupan gizi bagi anak-anak di bawah umur untuk menekan angka stunting serta edukasi tentang bahaya sex bebas yang bisa berdampak pada penyakit HIV/AIDS pada anak-anak remaja perlu dilakukan secara masif oleh pemerintah agar bangsa ini menjadi bangsa yang sehat dan maju,” katanya. (Pram)