JAKARTA (Suara Karya): Di era digitalisasi saat ini, bukan persoalan mudah menumbuhkan minat baca pada anak. Untuk itu, dibutuhkan peran orangtua bagaimana menumbuhkan minat baca pada anaknya, mengalahkan bermain permainan lewat gadget.
“Kami harap orangtua bisa bersikap tegas terhadap anak. Misalkan, gadget hanya boleh dipegang saat hari libur sekolah,” kata Dirjen Pendidikann Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar saat peluncuran Gerakan Nasional Membaca Buku (Gernas Baku) di Jakarta, Sabtu (5/5).
Gernas Baku merupakan kerja sama Kemdikbud dengan organisasi Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI). Gerakan tersebut merupakan bagian dari gerakan literasi nasional yang dicanangkan beberapa waktu lalu.
Harris berharap keluarga mulai melakukan pembiasaan minat baca mulai dari rumah. Jika hal baik tersebut dilakukan di semua keluarga Indonesia, maka gerakan ini akan memberi efek pada pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
“Kita tahu, buku itu jendela dunia. Buku juga sumber ilmu pengetahuan. Maka penting bagi orangtua agar anaknya lebih cinta buku dibanding gadgetnya. Melalui kebiasaan ini dapat terjalin hubungan emosional antara anak dengan orang tuanya,” ujarnya.
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud, Sukiman menambahkan, Gernas Baku akan dilaksanakan secara serentak oleh organisasi Himpaudi dan IGTKI yang tersebar di seluruh Indonesia. Diharapkan dampaknya bisa meluas hingga pelosok.
Pada kesempatan itu, Penasihat Dharma Wanita (DWP) Kemendikbud, Wida Muhadjir Effendy mengatakan, membaca buku itu tak hanya menambah ilmu, tetapi cara efektif untuk menanamkan karakter positif kepada anak-anaknya.
Wida juga melakukan konferensi jarak jauh dengan penyelenggara Gernas di kota Makassar. Keriaan itu dihadiri ratusan orangtua dan anak-anak yang memadati aula kantor BP PAUD Dikmas Sulawesi Selatan.
“Kami harap orangtua mulai cintai anak dengan sepenuh hati. Caranya kurangi penggunaan gadget pada anak. Perkenalkan buku. Jika belum bisa baca, bisa mulai diperkenalkan dengan membacakannya,” ujarnya.
Ia juga berharap kebiasaan baik tersebut ditularkan kepada tetangga dan lingkungan terdekat. Namun, gernas tidak dilakukan pada anak secara paksa, tetapi mulai diperkenalkan lewat contoh. Saat anak akan tidur bisa dibacakan buku cerita.
“Jika anak sudah bisa baca, biarkan ia membaca sendiri bukunya,” kata Wida menegaskan. (Tri Wahyuni)