
JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengukuhkan Direktur Politeknik Negeri Semarang (Polines), Totok Prasetyo sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Thermodinamika.
Totok dikukuhkan dalam Rapat Terbuka Senat Polines oleh Ketua Senat, Jusni Amid di Polines Tembalang, Semarang, pada Rabu (2/2/22).
Hadir dalam kesempatan itu Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi, Henri Togar Hasiholan Tambunan. Kehadirannya mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbudristek, Wikan Sakarinto.
Henri mengaku bangga atas pencapaian Totok Prasetyo sebagai guru besar ke-25 dari 29 guru besar yang ada di seluruh politeknik di Indonesia. Apalagi latar belakang Totok yang lulusan SMK akan semakin menggelorakan slogan ‘SMK Bisa’.
“Mudah-mudahan hasil penelitian yang dikembangkan Totok Prasetyo dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa dan negara,” ujar Henri.
Ditambahkan, Kemdikbudristek sangat mendorong perguruan tinggi vokasi untuk menciptakan lebih banyak guru besar. Keberadaan guru besar di perguruan tinggi vokasi menjadi penting, selain jadi kebanggaan atas capaian prestasi akademi seseorang, juga menjadi daya dorong peningkatan kualitas pendidikan di kampus tersebut.
Dengan dikukuhkannya Totok sebagai Guru Besar, maka Polines memiliki 2 guru besar. Sebelumnya, ada Muhammad Mukhlisin yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Tanah, pada jurusan Teknik Sipil. Muhammad Mukhlisin dikukuhkan pada Juli 2019.
Totok mengemukakan, substansi pidato pengukuhan guru besarnya menggambarkan gagasan terkait betapa besarnya potensi sumber daya alam Indonesia di sektor panas bumi. Harta karun energi yang tidak ternilai itu tersimpan dalam perut bumi Ibu Pertiwi, Indonesia.
Penelitian Totok berjudul ‘Pemanfaatan Energi Panas Bumi Temperatur Rendah Menggunakan Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dengan Fluida Kerja R123.
“Termodinamika adalah salah satu cabang Ilmu Fisika yang membahas perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain. Hal itu menjadi jawaban solusi atas paradigma baru penggunaan energi alternatif, yang menjadi fokus penelitian saya selama ini,” ucap Totok.
Wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke termasuk dalam kawasan wilayah Cincin Api Pasifik atau “Ring of Fire’ yang menyimpan potensi sumber energi panas sangat besar. Meski telah dimanfaatkan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), masih terdapat potensi sumber panas dengan temperatur rendah berkisar antara 80 sampai dengan 150 derajat celcius.
“Untuk itu, ada strategi pemanfaatan energi dengan sumber panas yang rendah untuk menghasilkan energi listrik dengan teknologi ORC. Ilmu Termodinamika di sini benar-benar diaplikasikan untuk mengubah energi panas, lalu dikonversikan menjadi energi listrik,” kata alumnus angkatan pertama Polikteknik Undip yang kini menjadi Polines.
(Tri Wahyuni)