Suara Karya

Malaysia Akan Terapkan Role Model Reformasi Indonesia

JAKARTA (Suara Karya): Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyambut baik keinginan pemerintah Malaysia menjadikan Indonesia sebagai role model dalam mensukseskan reformasi di negaranya, khususnya reformasi di parlemen. DPR RI siap membuka pintu untuk berbagi pengalaman kepada Malaysia.

“Menteri Luar Negeri Malaysia Datok Saifuddin Abdullah menyampaikan bahwa mereka ingin belajar reformasi dari Indonesia. Untuk menyukseskan reformasi parlemen di Malaysia, mereka berencana mengirimkan perwakilannya untuk belajar di DPR RI. Sebagai saudara yang baik, Indonesia tentu senang sekali jika bisa membagi pengalaman dalam menjalankan pemerintahan yang demokratis,” kata Bamsoet dalam siaran persnya saat menerima Menlu Malaysia H.E. Datok Saifuddin Abdullah di Jakarta, Sabtu (21/07/18).

Turut hadir dalam pertemuan itu, dari Malaysia, antara lain Datin Norlin Shamsul Bahri (isteri menlu), Mr. Adli Zakuan Zairakithnaini (staf khusus melu), Mr Eldeen Husaini Mohd Hashim (direktur Asia Tenggara, Kemenlu), Mr Zamshari Shaharan (kuasa usaha ad interim Kedubes), Mr Abdilbar Ab Rashid (sekretaris bidang politik Kedubes), Mrs Nurul Aishah Mohd Yunus (sekretaris bidang ekonomi Kedubes).

Dalam pertemuan yang penuh dengan suasana keakraban ini, Bamsoet juga memberikan apresiasi atas suksesi kepemimpinan di Malaysia yang berjalan damai. Sebagai saudara dan tetangga dekat, Indonesia turut mendoakan agar pemerintahan di Malaysia senantiasa berjalan kondusif.

“Saya yakin dengan pengalaman kepemimpinan Perdana Menteri Datok Mahathir Mohamad, Malaysia akan bergerak cepat menata roda pemerintahan serta kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Sehingga rakyat Malaysia bisa cepat menikmati buah reformasi yang mereka idamkan” ujarnya.

Pertemuan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan Menlu Malaysia HE Datok Saifuddin Abdullah dan rombongan di Kompleks Widya Chandra, Sabtu (21/7/18)

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini juga menekankan pentingnya menjaga semangat persaudaraan dalam membina hubungan baik kedua negara. Karenanya Indonesia dan Malaysia harus selalu seiring sejalan dalam menghadapi berbagai isu internasional. Salah satunya dalam menghadapi kampanye negatif produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) asal Asia oleh negara-negara Eropa.

“Kedua negara mampu memproduksi CPO hingga 86% dari total produksi dunia. Sebagai negara pengekspor CPO, Indonesia dan Malaysia harus satu garis dalam melawan kampanye negatif Eropa. Tudingan Eropa bahwa produksi CPO asal Asia merusak lingkungan tidaklah benar. Jangan sampai isu lingkungan dijadikan sebagai bungkus dibalik motif bisnis,” terang Bamsoet.

Tak hanya itu, Ketua Badan Bela Negara FKPPI ini juga membahas penurunan yang signifikan dalam nilai dan volume perdagangan di perbatasan Indonesia dan Malaysia, khususnya di wilayah Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Sabah. Kedua negara sudah sepakat untuk mereview perjanjian Cross Border Agreement (CBA) dan Border Trade Agreement (BTA).

“Saya harap perjanjian ini bisa diselesaikan tahun ini. Sehingga bisa memberikan dukungan dalam pengaktifan kembali border trade Kalimatan Utara dengan Sabah. Dengan demikian volume perdagangan kedua negara bisa kembali meningkat,” ungkap Bamsoet.

Secara khusus, Politisi Partai Golkar ini meminta kepada pemerintah Malaysia agar perlindungan yang sudah berjalan baik terhadap para tenaga kerja Indonesia di Negeri Jiran bisa tetap dipertahankan. Jangan sampai berbagai peristiwa tak mengenakan yang terjadi beberapa tahun silam terulang kembali.

“Saya mengapresiasi langkah pemerintah Malaysia yang sudah memberikan perlindungan hukum kepada para TKI di sana. Kami di Indonesia juga memberikan perlindungan hukum yang sama terhadap para tenaga kerja Malaysia. Mari kita saling menjaga dan menguatkan,” pungkas Bamsoet. (Indra DH)

Related posts