JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Hari ini angkanya masih terbilang tinggi, yaitu 1.639 kasus, dari 84.882 menjadi 86.521 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan tercatat 4.143 orang atau bertambah 127 orang.
Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 14.292.005 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 182.832 kasus dibanding sebelumnya.
Kementerian Kesehatan mengganti istilah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan sebutan suspek. Hari ini ada penurunan suspek meski sedikit, yaitu 88 kasus, dari 37.593 menjadi 37.505 kasus. Sedangkan istilah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga diganti menjadi spesimen. Dilaporkan, ada penurunan spesimen hingga 5.048 kasus, dari 25.552 menjadi 20.504 kasus.
Dijelaskan, orang berstatus suspek belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan spesimen adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. Mereka juga sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.
“Kasus baru pasien positif covid-19 hari ini meski ada penurunan, tetapi angkanya masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.639 kasus. Kasus tertinggi terjadi di DKI Jakarta sebanyak 302 kasus ,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Minggu (18/7/20).
Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.
“Hari ini ada 5 provinsi yang melaporkan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu DKI Jakarta 302 kasus, Jawa Tengah 300 kasus, Jawa Timur 270 kasus, Sulawesi Selatan 158 kasus dan Kalimantan Selatan 109 kasus,” katanya.
Sementara itu, data 6 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu Jawa Timur 18.303 kasus, DKI Jakarta 16.538 kasus, Sulawesi Selatan 8.039 kasus, Jawa Tengah 6.932 kasus, Jawa Barat 5.488 kasus dan Kalimantan Selatan 4.938 kasus.
Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh ada kenaikan 1 hari ini menjadi 145 kasus, Bali ada kenaikan 55 menjadi 2.745 kasus, Banten naik 28 menjadi 1.674 kasus, Bangka Belitung tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 176 kasus, Bengkulu ada kenaikan 2 menjadi 181 kasus dan Yogyakarta ada kenaikan 16 menjadi 432 kasus.
Berikutnya, Jambi dilaporkan tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 132 kasus, Kalimantan Barat juga tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 359 kasus, Kalimantan Timur naik 20 menjadi 868 kasus, Kalimantan Tengah ada kenaikan yang cukup tinggi yaitu 75 menjadi 1.399 kasus, Kalimantan Selatan naik 109 menjadi 4.938 kasus dan Kalimantan utara juga tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 215 kasus.
Kemudian, Kepulauan Riau ada kenaikan 1 menjadi 345 kasus, Nusa Tenggara Barat ada kenaikan 31 hari ini tetap menjadi 1.725 kasus, Sumatera Selatan naik 46 menjadi 3.012 kasus, Sumatera Barat ada kenaikan 9 menjadi 826 kasus, Sulawesi Utara naik 47 menjadi 1.898 kasus, Sumatera Utara naik 14 menjadi 2.937 kasus dan Sulawesi Tenggara ada kenaikan 12 menjadi 587 kasus.
Adapun Sulawesi Tengah ada kenaikan 1 kasus hari ini menjadi 196 kasus, Lampung ada kenaikan 2 menjadi 231 kasus, Riau ada kenaikan 11 menjadi 272 kasus, Maluku Utara ada kenaikan 8 menjadi 1.273 kasus dan Maluku ada kenaikan 31 menjadi 960 kasus.
Selain itu, Papua Barat ada kenaikan 2 hari ini menjadi 341 kasus, Papua naik 49 menjadi 2.601 kasus, Sulawesi Barat ada kenaikan 1 menjadi 159 kasus, Nusa Tenggara Timur tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 131 kasus dan Gorontalo ada kenaikan 6 menjadi 432 kasus.
Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 2.133 dari 43.268 menjadi 45.401 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.
Untuk itu, pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.
Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.
“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.
Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.
Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.
Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)