JAKARTA (Suara Karya): PT Aruna Jaya Nuswantara kembali mendapat apresiasi atas kiprahnya dalam membangun ekonomi berkelanjutan di sektor perikanan.
Aruna meraih posisi ketiga terbaik kategori perusahaan besar pada Indonesia’s SDG’s Actions Awards 2024.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin kepada Co-Founder dan CSO Aruna, Utari Octavianty di Jakarta, pada Senin (7/10/24).
Wapres KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, penerapan SDG’s tak sekadar mencapai target, tetapi bagaimana menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Terkait penghargaan itu, Co-Founder dan CSO Aruna, Utari Octavianty menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diperoleh Aruna.
“Di kategori perusahaan besar, meski Aruna masih baru karena berdiri kurang dari 10 tahun, telah mendapat apresiasi seperti. Terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada Aruna,” ujar Utari.
“Kami sangat berterima kasih atas penghargaan ini, terlebih dalam kategori Perusahaan Besar, meskipun PT Aruna Jaya Nuswantara (Aruna) terhitung masih baru, kurang dari 10 tahun berdiri.
Ditambahkan, penghargaan tersebut sekaligus menjadi hadiah bagi seluruh nelayan Indonesia yang bergabung ke Aruna dan Nakama Aruna yang bekerja keras dalam mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam setiap proses yang dijalankan.
Tema Indonesia’s SDGs Actions Awards 2024 adalah keterkaitan pendidikan berkualitas, pekerjaan, dan industri hijau, dengan fokus pada tujuan utama yaitu, Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas, Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan pertumbuhan Ekonomi, dan Tujuan 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur.
Aruna mengusung ekonomi inklusif bagi nelayan skala kecil melalui perlindungan sosial dan pendidikan perikanan berkelanjutan sebagai praktik baik SDGs.
“Program ini berkontribusi langsung pada Tujuan 8, dengan Tujuan Pendukung 1: Tanpa Kemiskinan, Tujuan 2: Tanpa Kelaparan, dan Tujuan 14: Ekosistem Laut,” tuturnya.
Program untuk komunitas pesisir yang sedang berjalan adalah Implementasi FIP, dimana stakeholders terkait berupaya untuk memperbaiki praktik perikanan dan manajemen, sehingga spesies, habitat, dan komunitas dapat terjaga.
Dalam praktiknya, Aruna memastikan setiap stakeholders (dalam hal ini nelayan, pemerintah, serta sektor swasta dalam ‘value chain’ terkait) telah memahami pentingnya hak asasi manusia dan etika bisnis.
Implementasi FIP itu kemudian berkontribusi pada peningkatan kualitas nelayan dan masyarakat pesisir melalui edukasi dan pelatihan. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman dan sehat, mampu membuka peluang pasar yang lebih luas.
Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana program meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir hingga 3 kali lipat, bahkan ada yang 12 kali lipat dibanding sebelumnya. (Tri Wahyuni)