JAKARTA (Suara Karya): Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digulirkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek).
Kebijakan itu telah berdampak nyata bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berdaya saing.
“Penyiapan ‘future talent’ dan ‘future skills’ sekarang jauh lebih konkret. Hasilnya, seperti disampaikan Mas Menteri, yaitu Global Talent Competitiveness Index naik sangat tinggi. Ini adalah sebuah hasil yang nyata,” katanya.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/23).
Menurut Jokowi, pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan, memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, daan memanfaatkan peluang yang ada.
Transformasi pendidikan perlu dilakukan dalam konteks perubahan dunia dan disrupsi teknologi yang sangat cepat. “Kita harus berani dalam berinovasi, menemukan cara baru yang lebih efektif dalam mengembangkan talenta-talenta muda kita,” ujar Jokowi.
Pendidikan tinggi dan pendidikan vokasi, menurut Presiden Jokowi, menjalankan peran yang penting untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan, serta meningkatkan akses bagi warga negara Indonesia untuk menikmati pendidikan yang lebih baik.
Ia mengapresiasi program-program unggulan Kemdikbudristek seperti Kampus Merdeka dan SMK Pusat Keunggulan, yang menjadi bagian penting dari peran tersebut.
“Mahasiswa yang belajar di luar kampus sudah mencapai 900 ribu orang. Ini jumlah yang sangat banyak sekali,” kata Presiden.
Vokasifest x Festival Kampus Merdeka merupakan kegiatan kolaboratif yang diselenggarakan Kemendikbudristek sebagai ajang diseminasi dampak transformasi pendidikan tinggi dan pendidikan vokasi.
Selain memberi sambutan dan membuka secara resmi gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka, Presiden Joko Widodo juga berkesempatan untuk berdialog dengan siswa SMK dan mahasiswa peserta Program Kampus Merdeka, serta mengunjungi pameran hasil karya sejumlah mahasiswa dan perguruan tinggi.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menuturkan, upaya transformasi dilakukan setelah diskusi panjang dengan Presiden Joko Widodo, sekitar 4 tahun lalu. Presiden mengungkapkan kegelisahannya terkait sistem pendidikan yang terkesan kaku dan kurang terbuka.
“Diskusi dengan Presiden yang saya tidak akan pernah lupa seumur hidup. Inilah hasil kerja untuk benar-benar membuka sistem pendidikan kita,” ujar Nadiem.
Dalam laporannya, ia memaparkan hasil dari tiga perubahan besar dalam transformasi pendidikan tinggi dan pendidikan vokasi. Yaitu, sistem pendidikan harus lebih terbuka terhadap inovas; pembelajaran yang terintegrasi dengan dunia industri dan daerah; dan pendidikan yang inklusif, aman, dan memberdayakan.
“Keberhasilan saat ini merupakan buah dari kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak yang ikut menyukseskan gerakan Merdeka Belajar,” ucap Nadiem.
Ditambahkan, Presiden memberi Kemdikbudristek kemerdekaan untuk bereksperimentasi, berinovasi, dan melakukan hal-hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Presiden,” kata Nadiem menandaskan. (Tri Wahyuni)