JAKARTA (Suara Karya): Rencana pemerintah membangun SMA Unggulan Garuda terus bergulir. Pada tahap awal, 4 sekolah akan dibangun di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); Bangka Belitung (Babel); Sulawesi Utara (Sulut); dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Pembangunan SMA Unggulan Garuda merupakan Instruksi Presiden. Karena itu, Peraturan Presidennya tengah dipersiapkan,” kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam Taklimat Media, di Jakarta, Jumat (3/12/25).
Hadir dalam kesempatan itu jajaran pimpinan di lingkungan Kemdiktisaintek, antara lain Wakil Menteri Stella Christie, Wakil Menteri Prof Fauzan dan Plt Inspektorat Jenderal Chatarina Muliana Girsang.
Prof Satryo menjelaskan, pengembangan SMA Unggulan Garuda berada dibawah Kemdiktisaintek, bukan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) atas permintaan Presiden Prabowo Subianto.
“Konsep SMA Unggulan Garuda berbeda dari SMA pada umumnya. Siswa SMA Unggulan dipersiapkan untuk bisa masuk ke perguruan tinggi tingkat dunia atau disebut pre-university. Karena itu, pengembangannya ada di Kemdiktisaintek,” tuturnya.
Pemerintah menargetkan akan ada 40 SMA Unggulan Garuda di seluruh Indonesia hingga akhir 2029. Sedangkan pembangunan 4 sekolah pada tahap awal ditargetkan selesai dalam 2 tahun kedepan.
Dari 40 SMA Unggulan Garuda, tidak semua dibangun dari awal, tetapi sebagian diperoleh dari pengalihfungsian sekolah yang sudah ada. “Sekolah mana saja yang akan dialihfungsikan, masih dalam proses penilaian,” ujarnya.
Ditanya soal kriteria siswa yang boleh masuk SMA Unggulan Garuda, Prof Satryo belum dapat menjelaskan. Karena peraturan dan sistemnya masih digodok bersama. “Yang pasti siswanya dari wilayah tempat sekolah itu berada,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Prof Satryo memaparkan arah dan kebijakan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi. Paradigma baru kebijakan pendidikan tinggi dalam mendukung Asta Cita, 8 program hasil terbaik cepat, 17 program prioritas, dan tantangan strategis bangsa Indonesia.
“Kami ingin memastikan, Kementerian kami mampu untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai agen pembangunan ekonomi, supaya pendidikan tinggi mampu memberi masyarakat kita suatu dampak yang lebih baik ke depan,” ujar Satryo.
Pada Asta Cita, Kemdiktisaintek mengambil peran pada sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa; pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan; serta hilirisasi dan industrialisasi.
Dalam mewujudkan fondasi Indonesia Emas 2045 melalui kontribusi 8 program hasil terbaik cepat, Kemdiktisaintek berperan dalam meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah dan nasional.
“Dalam 17 program prioritas, Kemdiktisaintek berperan dalam membangun bangsa dan negara untuk mencapai swasembada pangan, energi dan air, penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi,” katanya.
Termasuk didalamnya penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan, anak, serta penyandang disabilitas.
“Kemdiktisaintek juga berperan dalam pelestarian lingkungan hidup serta melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan Sumber Daya Alam (SDA) dan maritim,” ucapnya.
Sementara itu, Wamendiktisaintek, Fauzan menegaskan, program yang disusun Kemdiktisaintek sangat mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Struktur K kementerian perlu disesuaikan, mulai dari staf, sumber daya, dan lainnya untuk meningkatkan efektivitas kerja.
Wamendiktisaintek, Stella Christie juga memaparkan, Kemdiktisaintek bertugas untuk membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan sains dan teknologi.
Ia melihat potensi Indonesia mempunyai banyak individu yang tersebar di berbagai perguruan tinggi yang sangat mumpuni. (Tri Wahyuni)