Suara Karya

Kementan Buka Akses Permodalan Petani Muda melalui KUR

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat [KUR].

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia memiliki potensi sangat besar menjadi negara kuat di dunia melalui pengelolaan pertanian, maka insan pertanian harus bekerja keras dan memiliki integritas.

Kementan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development [IFAD] sebuah lembaga pembiayaan internasional di bidang pertanian, untuk memacu minat generasi muda berwirausaha agribisnis.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian, untuk mendukung kegiatan usaha petani milenial.

“Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka, untuk itu akses permodalan khususnya KUR harus terus diupayakan,” katanya.

Kementan memasifkan informasi tentang akses KUR bagi petani milenial, kali ini oleh unit pelaksana teknis [UPT] SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Program YESS Kalimantan Selatan, dengan menggelar webinar Millennial Agriculture Forum [MAF] edisi Tani Akur bertema ´Strategi TPAKD dan CSR Daerah dalam Mendukung Permodalan Petani Muda menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan´.

Webinar MAF berlangsung di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalsel pada Rabu [12/6/2024] yang dilaksanakan secara luring dan daring via zoom.

Mengawali dan membuka MAF, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan El Nino berdampak pada pertanian Indonesia dan dunia berdampak pada produksi pangan, hal itu mendorong Kementan mencetuskan beberapa program peningkatan produksi tanaman pangan.

“El Nino berdampak pada panen pertanian kita, sementara negara pengekspor juga membatasi seperti India dan Vietnam. Kementan pun mengembangkan beberapa program di antaranya optimalisasi lahan, pompanisasi dan indeks pertanaman,” kata Budi Santoso, yang juga Penanggung Jawab Program YESS Kalsel.

Mari kita bergandengan tangan, katanya, pemerintah pusat dan daerah serta petani menjaga pangan kita. Adanya berbagai macam akses permodalan bisa dimanfaatkan baik dari pemerintah, lembaga keuangan atau CSR di sekitarnya.

Manager Program YESS PPIU Kalsel, Kalimantan Selatan, Angga Tri Aditia Permana, mengharapkan setelah webinar MAF maka petani dapat memperluas jejaring via pitching business dan matching business, dengan harapan terjadi kontrak kerjasama didukung akses layanan perbankan.

MAF Rabuan dihadiri lima narasumber, diawali Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Litbang Pemkab Banjar, Dedi Nurmadi mengurai tentang kebijakan dan pengelolaan CSR dalam mendukung sektor pertanian.

Oktaviano Catur Arya dari PT Banjar Bumi Persada mengurai tentang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat [PPM] dari dana Corporate Social Responsibility [CSR] di perusahaannya. Tujuannya, mendukung pengembangan pertanian dan mengurangi dampak akibat pertambangan.

Rizal Dwi Prastyo dari Bank Indonesia [BI] Kalsel mengurai tentang peran BI menjaga stabilitas inflasi terutama dari komoditas pangan seperti beras, cabai dan bawang merah.

Koordinator BPP Mataraman, Amelia Sri Widyastuti mengurai tentang peran BPP selaku Bussiness Development Service Provider [BDSP] Program YESS mengatakan bahwa pihaknya telah menjalin Kerjasama dengan PT Banjar Bumi Persada sejak 2022 dalam pelaksanaan Sekolah Lapang Pertanian terkait komoditas padi, cabai dan hewan ternak.

Sementara narasumber terakhir, Muhibban, Ketua Gapoktan Berkat Maju, yang merupakan Penerima Manfaat Program YESS berhasil mengembangkan usaha di komoditas cabai. Setelah mengikuti permagangan YESS selama tiga bulan, kemudian mendapat bantuan agribisnis berupa Hibah Kompetitif dari Program YESS Kementan. (Boy)

Related posts