JAKARTA (Suara Karya): Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang menuju titik terendah. Ini terjadi, akibat kepemimpinan Muhammad Sohibul Iman salah arah dalam mengelola partai. Sohibul dinilai sengaja menciptakan konflik di antara para kader partai, sehingga PKS jadi terpecah.
Demikian diungkapkan salah seorang pendiri PKS, Fahri Hamzah, dalam pesan singkatnya yang diterima wartawan, Rabu (11/7).
“Saya sudah sampaikan kondisi ini kepada pimpinan PKS. Namun Sohibul dalam memimpin PKS, tidak menunjukan karakter Islam. Kalau ada apa-apa saya sudah sampaikan. Pimpinan kita telah salah arah, karena nyata-nya menghancurkan secara kasat mata dari dalam,” ujar Wakil Ketua DPR tersebut.
Terkait dengan itu, Fahri mengajak para kader PKS untuk bangkit menyelamatkan partai yang tengah mengalami perpecahan. Dirinya mengaku tidak bisa diam dengan perkembangan partai yang semakin pecah belah.
“Harus ada yang bertanggungjawab. Kita bisa pakai tagar #SelamatkanPKS atau #SavePKS apapun. Sampai saat ini saya mendengar perpecahan semakin dalam,” ujarnya.
Paling tidak, lanjut anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, sebagai kader PKS jangan membiarkan pimpinannya beku dan mematikan iklim dialog dan ukhuwah yang selama ini menjadi budaya PKS.
Banyak keputusan Presiden PKS Sohibul Iman yang justru merugikan partai. Seperti surat edaran, DPP PKS yang membuat aturan baru yang mengikat, bagi kader partai yang ingin maju sebagai calon anggota DPR Tingkat Pusat/Wilayah/Daerah.
Aturan tersebut tertuang dalam surat edaran bernomor surat 02/D/EDR/DPP-PKS/2018 yang ditandatangani oleh Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman.
Terakhir pernyataan Sohibul yang menyatakan mengusung Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2019 mendatang.
Padahal sebelumnya, DPP KPS telah menetapkan 9 nama kadernya yang akan dimajukan sebagai capres dan cawapres. (Gan)