JAKARTA (Suara Karya): Perum Bulog menyatakan optimistis dapat menyerap hingga 70 persen dari target awal sebesar dua juta ton beras selama puncak panen yang berlangsung pada Februari hingga Mei 2025.
Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, mengungkapkan bahwa puncak panen di awal tahun 2025 diproyeksikan menghasilkan lebih dari 15,8 juta ton beras dari petani Indonesia. “Dari produksi tersebut, kami yakin dapat menyerap 1,4 juta ton, atau 70 persen dari target awal,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/1/2025).
Namun, dengan target baru yang ditetapkan pemerintah sebesar tiga juta ton, Bulog berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi guna mencapai tujuan tersebut. Beberapa langkah strategis yang diambil termasuk bekerja sama dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) serta Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI).
Kerja sama dengan Perpadi mencakup pengadaan gabah kering giling (GKG) sesuai standar Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan pengolahan gabah kering panen (GKP) menjadi GKG. Sementara itu, kemitraan dengan AB2TI difokuskan pada penguatan cadangan beras pemerintah dan kemitraan dalam budi daya pertanian.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan pentingnya percepatan serapan beras oleh Bulog. “Bulog diminta menyerap tiga juta ton dalam waktu singkat, yaitu pada Januari hingga April 2025. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan ketersediaan pangan nasional,” jelasnya.
Beras yang diserap Bulog akan dipasok dari pabrik-pabrik yang telah bekerja sama, termasuk melalui pembelian gabah dari petani yang jumlahnya diharapkan dapat melebihi target.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Bulog diharapkan mampu menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di pasar, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional. (Boy)