JAKARTA (Suara Karya): Empat polikteknik yaitu Politeknik Negeri Batam, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Politenik Negeri Manado menjalin kerja sama dengan mitra industri dalam penanganan masalah limbah.
Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan di Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Senayan Jakarta, pada Selasa (6/2/24).
Hadir sebagai saksi Pelaksana tugas (Plt) Direktur
Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Uuf Brajawidagda.
Industri yang menjadi mitra dalam penanganan limbah tersebut adalah PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma bersama Institut Teknologi PLN.
Uuf menjelaskan, limbah sampah saat ini menjadi persoalan serius di Indonesia. Karena jumlahnya setiap hari terus meningkat. Jika dibiarkan, limbah akan mencemari tanah, air dan udara akibat bau yang tidak sedap. Bahkan sampah yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi sumber penyakit.
Melihat hal itu, Direktorat Mitras DUDI terdorong untuk mengajak perguruan tinggi vokasi dan industri di bidang lingkungan untuk mencari solusinya. Kerja sama meliputi pembelajaran, riset terapan, dan pengembangan teaching factory.
“Kerja sama ini dilakukan agar terbangun link & match antara DUDI dan satuan pendidikan vokasi. Diharapkan kerja sama menghasilkan lulusan yang siap masuk dunia kerja, dan berkontribusi positif pada ekonomi negara,” ujar Uuf.
Kerja sama itu juga mengurus penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, penyediaan dosen tamu dari DUDI di SPV, pengembangan dan pemanfaatan sarpras, sertifikasi kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, magang, dan penelitian terapan bersam.
“Dan yang tak kalah penting, kerja sama juga mencakup rekrutmen lulusan pendidikan vokasi. Upaya itu diharapkan dapat menjadi motivasi bagi industri lain untuk berkontribusi,” kata Uuf.
Direktur Enerflow Engineering Indonesia, Yunita Fahmi mengatakan, jumlah industri di Indonesia sangat banyak, namun belum ada satu pun yang menyelesaikan permasalahan limbah secara serius.
“Lewat kerja sama ini diharapkan penanganan sampah bisa dilakukan secara serius. Bersama Politeknik, kami akan buat alat pengolah limbah sampah,” ucap Yunita.
Produk buatan IPAL PT Enerflow Engineering Indonesia dan Siskindo Utama Dharma, baik IPAL Industri maupun IPAL Domestik dan alat pengolahan limbah secara Thermal ‘Enerflow-Cyclo Burn Grate’ diharapkan menjadi solusi untuk industri pembangkit yang ada di pulau-pulau kecil.
“Kolaborasi ini sekaligus menciptakan wadah wiraswasta bagi lulusan SMK sebagai perusahaan jasa yang akan mengoperasikan dannperawatan peralatan. Dengan demikian, industri bisa fokus pada bidang yang ditekuni,” ujarnya.
Yunita menambahkan, pihaknya beritikad ingin memperbanyak teknisi-teknisi Governor (alat kontrol pada diesel engineering) yang handal. “Kami ingin menjadikan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) sebagai titik pertama peletakan peralatan workshop,” katanya.
PT Enerflow Engineering Indonesia memutuskan untuk memindahkan semua peralatan workshop ke area PPNS, dengan harapan dapat mendidik siswa SMK maupun mahasiswa politeknik menjadi Governor. Diharapkan tercipta teknisi-teknisi handal untuk memenuhi kebutuhan Industri.
Peralatan canggih yang dimiliki PPNS diharapkan dapat membuat suku cadang yang dibutuhkan industri. Sehingga semua masalah bisa diselesaikan di dalam ‘rumah’ tanpa perlu import barang lagi.
Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono mengaku bangga dilibatkan dalam pengolahan limbah ini. Karena bahan habis pakai, setelah praktek bisa dimanfaatkan kembali untuk produksi yang berbeda.
“Kerja sama juga mencakup teaching factory untuk penggunaan bahan habis agar tidak terbuang, tapi dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga mahasiswa akan mengalami kontinuitas keilmuannya,” kata Rachmad menandaskan. (Tri Wahyuni)