Suara Karya

Gelar Sub PIN di Aceh, Kemkes Targetkan 95 Persen Anak Dapat Imunisasi Polio

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Kesehatan telah memulai pemberian imunisasi polio serentak selama sepekan di Kabupaten Pidie, Aceh pada Senin (28/11/22). Sasaran imunisasi adalah 95.603 anak berusia 0-12 tahun di kabupaten tersebut.

Imunisasi polio massal bertajuk Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) itu dilakukan sebagai tindaklanjut atas Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di wilayah tersebut beberapa waktu lalu.

“Hari ini, kita memulai imunisasi polio massal kepada anak-anak di Kabupaten Pidie. Alhamdulillah, ada 14.000 anak yang telah diimunisasi,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu usai pencanangan Sub PIN di Alun-Alun Kota Sigli, Aceh, Senin (28/11/22).

Selain Kabupaten Pidie, Sub PIN Polio juga akan dilaksanakan di 21 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Pelaksanaanya dilakukan secara bertahap dalam 2 putaran dengan target sasaran keseluruhan sekitar 1.217.939 anak rentang usia 0-12 tahun.

Secara rinci, Sub PIN putaran pertama digelar di Kabupaten Pidie pada 28 November 2022. Sedangkan Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara dan Kota Sabang akan dimulai pada 5 Desember.

“Untuk kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh dimulai pada 12 Desember 2022,” ujarnya.

Sub PIN putaran kedua akan dimulai passa minggu ke-4 Januari 2023 yang meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh.
Pada masing-masing putaran, vaksin yang digunakan jenis novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) kemasan 50 dosis per vial yang diproduksi PT Biofarma.

Vaksin iry digunakan hanya pada pelaksanaan Sub PIN untuk penanggulangan KLB Polio tipe 2.

“Masing-masing putaran Sub PIN dilaksanakan selama 1 minggu ditambah 5 hari sweeping. Jarak minimal antarputaran adalah satu bulan, dengan target capaian sekurang-kurangnya 95 persen merata di seluruh wilayah,” ucap Maxi.

Ia berharap target tersebut bisa tercapai. Jika masih ditemukan risiko penularan, maka dilakukan Sub PIN putaran berikutnya. Hal itu untuk memastikan penularannya benar-benar bisa kita hentikan.

Maxi menekankan pentingnya dukungan masyarakat dan jajaran pemerintahan untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Terutama dari orangtua yang memiliki anak usia 0 bulan sampai dengan 12 tahun, termasuk para pendatang tanpa meligat status imunisasi sebelumnya.

“Kami minta kepada orangtua yang anaknya usia 0-12 tahun untuk datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau pos imunisasi terdekat untuk mendapat imunisasi polio,” ucapnya.

Seperti diberirakan sebelumnya, pada 9 Oktober 2022 dilaporkan 1 kasus lumpuh layuh akut atau AFP pada anak usia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Setelah dilakukan pengambilan sampel tinja dan pemeriksaan di laboratorium didapatkan hasil polio VDPV tipe 2.

Kondisi itu terjadi karena beberapa hal, salah satunya cakupan imunisasi di Kabupayen Pidie yang rendah. Data yang diterima dari Provinsi Aceh diketahui, cakupan imunisasi polio di Provinsi Aceh dan Kabupaten Pidie sangat rendah selama beberapa tahun terakhir ini.

Rendahnya cakupan imunisasi itu menjadi ancaman bagi Indonesia untuk mempertahankan status bebas polio.

Penyakit polio adalah penyakit yang hanya dapat dicegah dan diberantas dengan vaksinasi. Karena itu, pemberian vaksinasi dosis lengkap mutlak harus diberikan.

Selain untuk melindungi anak-anak dari transmisi virus polio, pemberian imunisasi massal diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama orangtua tentang pentingnya imunisasi untuk memastikan anak-anak terlindungi dari ancaman penyakit yang dapat dicegah lewat imunisasi. (Tri Wahyuni)

Related posts