Suara Karya

Ketua MPR Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Petani

LAMPUNG BARAT (Suara Karya): Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengingatkan pemerintah harus memberikan perhatian pada nasib petani termasuk petani kopi agar kehidupannya menjadi lebih baik serta berkemampuan menyekolahkan anak-anak mereka lebih baik.

“Tanah subur yang kita miliki harus bermanfaat. Petani kita juga sebenarnya tidak kalah dengan petani negara lain. Karena itu, jangan sampai nasib petani tetap gelap,” ujarnya saat melakukan panen raya kopi robusta sekaligus penanaman untuk peremajaan tanaman kopi di Pekon Rigis Jaya, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat, Minggu (22/7).

Zulkifli yang datang ke lokasi menggunakan helikopter itu, sekaligus meluncurkan Kampung Kopi Rigis Jaya, Lampung Barat dan pengiriman ekspor kopi robusta asal Lampung Barat, bersama Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus.

Turut hadir, Ketua DPRD setempat Edy Novial, mantan bupati Mukhlis Basri, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung Dessy Desmaniar Romas.

Juga nampak hadir pejabat Kementerian Pertanian, perwakilan Badan Ekonomi Kreatif, Pimpinan DPRD Lampung Barat, anggota DPR asal Lampung Sudin, dan pejabat lainnya.

Ketua Umum PAN tersebut menyebutkan jangan sampai nasib petani di Indonesia, termasuk petani kopi terus saja didera kemiskinan.

“Jangan sampai nasib petani gelap terus. Berangkat saat masih gelap, badan menjadi gelap dan menghitam karena selalu di lahan kebun, dan pulang dalam kondisi sudah gelap,” ujarnya.

Menurutnya, bila nasib petani tidak diperhatikan pemerintah pusat maupun daerah dan para pihak lainnya, nasibnya akan tetap menjadi gelap, di antaranya terus terlilit kemiskinan selanjutnya.

Karena itu, dia secara khusus menitipkan anak-anak para petani kopi di Lampung Barat agar mendapatkan pendidikan secara layak untuk memutus rantai kemiskinan dialami keluarga mereka.

“Kemiskinan berantai masih dialami para petani itu dan tidak akan bisa dengan mudah diputus.Tapi, salah satu caranya adalah dengan memenuhi pendidikan anak-anak petani kopi secara memadai,” ujarnya.

Ia juga minta para petani tidak perlu merasa minder atau rendah diri, tapi terus bekerja keras terlebih harus memajukan pendidikan anak-anak mereka, agar mendapatkan kesempatan menjalani kehidupan yang lebih baik ke depannya.

Dia pun mengajak untuk membantu para petani kopi khususnya di Lampung Barat dalam mengembangkan kopi Lampung.

Zulkifli juga menyatakan, tanaman kopi di Lampung Barat perlu diremajakan, mengingat usianya sudah tua, berkisar 20-30 tahunan, sehingga tidak produktif lagi.

Potensi produksi kopi bisa mencapai hingga 3 ton per hektare, namun umumnya petani di Lampung Barat memproduksi kopi masih di bawah 1 ton/ha, bahkan dalam kondisi tertentu merosot hanya berkisar 600 kuintal hingga 700 kuintal per hektare.

“Kita lakukan peremajaan tanaman kopi ini agar bisa meningkat lagi produksinya, untuk mengganti tanaman kopi yang sudah mulai tua, karena dengan peremajaan ini bisa menambah produksi kopi lebih meningkat walaupun masih perlu menunggu waktu panen sampai 2 tahun terlebih dahulu,” jelasnya.

Menurutnya, penanaman kopi ini bermaksud untuk peremajaan dan perbaikan pohon kopi yang sudah mulai kurang produktif.

Selain itu, dengan peremajaan tanaman kopi ini bisa meningkatkan produksi kopi, walaupun waktu untuk berbuah menunggu hingga dua tahun sampai dengan proses petik merah.

“Walaupun masih harus menunggu hampir dua tahun untuk berbuah, tetapi dengan peremajaan ini bisa menambah produksi kopi selanjutnya,” katanya.

Penanaman dan peremajaan kopi robusta ini dipusatkan di Pekon Rigis Jaya, Kecamatan Air Hitam karena disini hampir 70 persen komoditas perkebunan berupa tanaman kopi.

“Sangat cocok untuk ditanam di lokasi ini, karena 70 persen areal kebun di sini dipenuhi oleh tanaman kopi,” ujar Zulkifli yang juga kelahiran Lampung dan kemudian menjadi merantau ke Jakarta itu.

Ia menambahkan, bila melihat hasil produksi kopi di Lampung, sebagai masyarakatnya harus berbangga karena lebih baik dari berbagai negara di Asia.

Tetapi beberapa tahun belakangan ini, hasil kopi di Lampung Barat mengalami penurunan, sehingga harus dicarikan penyebabnya kenapa dan bagaimana mengatasinya.

Dia mengingatkan, salah satu negara di Asia yaitu Vietnam saat ini mampu memproduksi kopi dengan kualitas kopi terbaik, padahal beberapa tahun sebelumnya belajar cara penanaman, pengolahan, dan pemasarannya di Lampung Barat.

“Ini suatu pekerjaan rumah yang harus dicari akar permasalahannya kenapa hasil produksi dan pengelolaan di Lampung lebih rendah dari Vietnam,” terangnya.

Kita semua harus carikan solusi dan akar permasalahannya, sehingga setelah ini bisa ditingkatkan lagi produksi dan produktivitas tanaman kopi robustanya, tambahnya.

Panen kopi petik merah, penanaman untuk peremajaan tanaman kopi yang dilakukan Zulkifli Hasan bersama pejabat lainnya itu merupakan rangkaian Festival Kopi Lampung 2018 berlangsung sejak Sabtu (21/7) hingga Senin (23/7), antara lain diisi seminar pengembangan kopi robusta, bazar dan pameran kopi dan produk kopi, peluncuran Kampung Kopi Rigis Jaya dan Gunung Terang serta beberapa kegiatan lainnya. (Rizal Cahyono)

Related posts