JAKARTA (Suara Karya): Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani menilai, masyarakat Betawi memiliki toleransi dan pluralisme yang luar biasa. Karenanya, jika ingin belajar dan memahami, maka cukup belajar dari masyarakat Betawi.
“Untuk belajar pluralisme tidak perlu jauh-jauh. Belajarlah pluralisme dari masyarakat (orang) Betawi,” kata Muzani, saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR, di kantor DPD Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Cipete, Jakarta Selatan, Sabtu (2/6).
Dalam kesempatan itu, Muzani menjelaskan tentang pilar Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan suku, agama, dan ras, merupakan sebuah takdir yang tidak perlu dipermasalahkan. “Perbedaan dan kebhinnekaan Indonesia merupakan kekuatan,” ujarnya.
Karena itu, lanjut Muzani, bangsa Indonesia jangan mudah dipecah-belah dan diadu-domba karena keragaman dan kebhinnekaan.
“Kita tidak boleh dipecah-belah hanya karena keragaman dan kebhinnekaan. Sebab, memang ada usaha-usaha untuk memecah belah,” tandasnya.
Dalam konteks kebhinnekaan itulah, Muzani memberi contoh masyarakat (orang) Betawi. Menurut Muzani, masyarakat Betawi sangat terbuka dan menerima perbedaan suku, ras, dan bahasa. “Di Betawi (Jakarta) orang (pendatang) dari berbagai suku bisa hidup damai,” ujarnya menambahkan.
Muzani juga menilai masyarakat (orang) Betawi tidak pernah iri dengan orang dari daerah lain (pendatang). “Inilah contoh pluralisme masyarakat (orang) Betawi yang luar biasa,” katanya.
Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, pada 1945, penduduk Jakarta saat itu sekitar 500.000 jiwa. Saat ini jumlahnya diperkirakan 8 juta jiwa. “Orang Betawi senang menerima suku lain,” katanya.
Karena itu Muzani mengajak untuk belajar pluralisme dan toleransi dari masyarakat (orang) Betawi. “Tidak usah jauh-jauh belajar tentang pluralisme, belajarlah dari masyarakat (orang) Betawi,” ujarrnya.
Sosialisasi Empat Pilar MPR ini, lanjut Muzani, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilakukan Forkabi.
“Sosialisasi ini untuk menanamkan kesadaran yang kuat tentang Pancasila pada anggota Forkabi agar sebagai warga negara memiliki bangsa ini,” katanya. (Gan)