Suara Karya

Melihat dari Dekat Sekolah Kharisma Bangsa, ‘Gudangnya’ Siswa Berprestasi

JAKARTA (Suara Karya): Guna meningkatkan kemampuan literasi siswanya, Sekolah Kharisma Bangsa membangun kebiasaan membaca sejak dini. Bahkan orangtua dilibatkan sebagai sukarelawan dalam program tersebut.

“Orangtua siswa kami ajak untuk membaca buku di depan kelas. Hanya satu kali dalam sebulan. Bukunya bisa genre apa saja,” kata Kepala SD Kharisma Bangsa, Mikawati kepada media saat berkunjung ke sekolah yang berlokasi di daerah Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Minggu (27/10/24).

Hadir dalam kesempatan yang sama, Kepala SMP Kharisma Bangsa, Biadelma Nanda Illiandi; dan Kepala SMA Kharisma Bangsa, Muhamad Budiawan.

Menurut Mikawati, kebiasaan membaca buku sangat berguna bagi siswa dalam memahami bacaan. Dampaknya, anak akan lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran.

“Setiap ajaran baru, siswa SD mendapat 1 paket buku fisik yang berisi 5 judul. Buku tersebut akan menjadi buku bacaan wajib yang akan dibaca dalam mata pelajaran bahasa Indonesia,” tuturnya.

Di jenjang yang lebih tinggi, lanjut Kepala SMA Kharisma Bangsa,
Muhamad Budiawan, siswa diminta membaca sejumlah buku secara digital. Siswa yang dapat membaca buku hingga 76 judul dalam satu tahun akan mendapat penghargaan.

“Beda dengan siswa SD, siswa SMP dan SMA membaca buku secara online dari sejumlah website yang menyediakan buku bacaan. Dari situ, kami bisa melihat siswa mana saja yang banyak membaca buku. Siswa membaca hingga 76 judul buku akan dapat penghargaan perunggu, diatas itu dapat perak hingga emas,” tutur Budiawan.

Ditanya genre buku yang dibacakan orangtua, pria yang akrab dipanggil Awan tersebut mengatakan, hal itu diserahkan kepada orangtua. Namun, buku yang dibacakan umumnya bertema fabel atau kisah nabi.

“Kegiatan membaca bersama orangtua sekaligus menciptakan keakraban antara anak dan orangtua,” kata Awan seraya menambahkan kegiatan tersebut disambut antusias orangtua.

Kebiasaan baik lainnya yang juga dibangun Sekolah Kharisma Bangsa adalah semangat kompetisi. Tak heran jika siswa sekolah tersebut menjadi langganan juara dalam kompetisi nasional maupun internasional.

Keberhasilan sekolah yang berdiri sejak 2006 itu menarik perhatian orang tak hanya di wilayah Tangerang Selatan, tapi juga wilayah lainnya seperti Jakarta, Kota Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Sebagai sekolah Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK), Kharisma Bangsa menggunakan
Kurikulum Merdeka dan sistem Cambridge Assestment yang fokus pada pembelajaran STEM atau Science, Technology, Engineering, and Mathematics.

“STEM adalah pendekatan pendidikan yang mengintegrasi bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika agar siswa mampu berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi dan memecahkan masalah,” kata Kepala SMP Kharisma Bangsa Biadelma Nanda Illiandi.

Ia mengatakan, siswa yang dapat dasar-dasar pendidikan STEM sejak dini nantinya lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia di masa datang. “Kami juga tidak lupa menanamkan pendidikan karakter agar anak memiliki sopan santun dalam pergaulan,” tuturnya.

Kepala SMA Kharisma Bangsa, Muhamad Budiawan menambahkan, pihaknya juga mendorong siswa untuk meraih prestasi setinggi-tingginya di bidang yang disukai siswa masing-masing.

Karena itu, tidak heran jika siswa sekolah Kharisma Bangsa menjadi langganan juara di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang digelar Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) di masa itu.

“Alhamdulillah tahun ini siswa kami dapat medali emas di bidang astronomi, para siswa berprestasi juga diundang Gubernur Banten dan Dinas Pendidikan Provinsi Banten,” kata Budiawan.

Di tahun sebelumnya, ada 7 siswa Kharisma Bangsa School berhasil meraih medali di gelaran OSN (olimpiade sains nasional) tingkat SMA/sederajat.

Ketujuh medali itu terdiri dari 3 medali emas di bidang matematika, kimia dan ekonomi. Dua medali perak untuk bidang kebumian dan komputer, dan 2 medali perunggu dari bidang fisika dan matematika.

Selain OSN, siswa Kharisma Bangsa juga langganan juara di kompetisi Indonesian Science Project Olympiad (ISPO ) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI).

Prestasi itu diperoleh siswa karena adanya motivasi pantang menyerah dan bimbingan dari para guru di sana.

“Sekolah kami juga menyediakan tim khusus untuk menggembleng anak-anak agar berprestasi dalam kompetisi tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.

Hal ini terlihat pada kompetisi Internasional Genius Olympiad 2024 di Rochaster Institute Technology (RIT), New York City, USA, dimana siswa Kharisma Bangsa meraih 3 medali emas, 3 medali perak dan 8 medali perunggu.

Dalam hal pengajaran, Sekolah Kharisma Bangsa juga mengedepankan penggunaan teknologi terkini. Hal itu untuk mempermudah pembelajaran di kelas dan membuat siswa terbiasa menggunakan teknologi.

“Kami menggunakan 1 on 1 Ipad bagi siswa. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran akan mempermudah proses belajar mengajar di dalam kelas,” ujarnya.

Soal efek negatif penggunaan gadget oleh para siswa, hal itu tidak terjadi di Kharisma Bangsa. Sekolah telah mengantisipasi hal itu karena guru bisa langsung mengetahui apa saja yang dicari siswa secara online

“Kita bahkan bisa menampilkan di layar besar apa saja yang ditonton para siswa, termasuk membatasi laman browsing serta kemampuan lainnya di gadget. Pengawasan ini membuat orangtua juga merasa tenang,” ucapnya.

Di sekolah Kharisma Bangsa, guru Bimbingan Konseling (BK) tak hanya satu orang, melainkan ada beberapa. Hal itu untuk meminimalisir timbulnya bullying atau perundungan.

“Perkembangan belajar mengajar anak-anak didik didiskusikan bersama guru dan orangtua,” katanya.

Sekolah Kharisma Bangsa kerap menggelar pertemuan khusus dengan orang tua, grup discussion, one on one meeting, home visit one in semester. Hal itu agar kegiatan belajar mengajar serta bonding antaranak terjadi dengan baik.

Dengan terbangunnya kedekatan antara sekolah, orangtua dan murid, maka potensi anak didik bisa berkembang dengan baik. (Tri Wahyuni)

Related posts