JAKARTA (Suara Karya): Tanoto Foundation meluncurkan buku cerita bergambar yang mengajak anak untuk belajar mandiri sejak dini.
Buku berjudul ‘Bisa atau Tidak Ya?’ itu merupakan hasil kolaborasi Tanoto Foundation bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Peluncuran buku dilakukan di Gedung Kementerian PPPA di Jakarta, pada Kamis (3/10/24).
Acara yang dihadiri puluhan anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) itu juga dilakukan pembacaan buku ‘Bisa atau Tidak Ya?’ secara duet oleh pendongeng Rona Mentari dan Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati.
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan, Kementerian PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih mengatakan, peran orangtua atau pengasuh dalam memenuhi kebutuhan anak merupakan fondasi utama untuk pertumbuhan mereka, karena anak mencontoh perilaku orang dewasa di lingkungannya.
“Buku berjudul ‘Bisa atau Tidak, Ya?’ memang memberi gambaran tentang cara anak untuk berperilaku mandiri. Namun anak tetap butuh pendampingan orangtua,” ujarnya.
Contoh keteladanan, menurut Amurwani menjadi penting untuk pembentukan karakter anak sejak dini. Dan buku itu berisi tentang semua hal baik tersebut.
“Kami menyambut baik terbitnya buku ini karena mendukung Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak. Memberi penegasan bahwa setiap anak wajib dijamin, dipenuhi, dan dilindungi hak-haknya agar tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabatnya,” ucap Amurwani.
Kemandirian merupakan kemampuan penting yang dapat dilatih pada anak sejak dini. Namun banyak orangtua yang lupa bahwa kepeduliannya yang terlalu besar itu membuat anak ketergantungan dan tidak mandiri.
Padahal laporan penelitian C.S Mott Children Hospital dari University of Michigan Health tahun 2023 menyebut, mendorong kemandirian pada anak dapat menumbuhkan rasa percaya diri, ketahanan, kemampuan memecahkan masalah, dan berdampak baik pada kesehatan mental anak.
“Kemandirian juga merupakan hak tumbuh kembang anak yang dapat dilatih melalui beragam media. Satu diantaranya, lewat buku cerita bergambar berjudul ‘Bisa atau Tidak Ya? ini,” katanya.
Hal senada dikemukakan Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kemdikbudristek, Komalasari. Katanya, pembuatan buku cerita itu sejalan dengan semangat implementasi Kurikulum Merdeka untuk menghasilkan anak-anak yang mandiri, kreatif, berdaya sain dan meningkatkan keterampilan literasi anak.
Kehadiran buku itu juga mendukung program Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, serta Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati menjelaskan buku berisi petualangan kemandirian dua kakak beradik bernama Tora dan Tania.
Tora adalah siswa sekolah dasar (SD) yang sudah mandiri dalam menjalankan aktivitas harian. Kemandirian Tora, lantas menjadi inspirasi bagi adiknya Tania, yang duduk di bangku taman kanak-kanak untuk berlatih mandiri.
“Usia dini menjadi tahap kritis bagi anak untuk belajar dan membentuk berbagai potensi dasar, termasuk kemandirian,” ujarnya.
Namun disayangkan, lanjut Ari, masih banyak anggapan anak usia dini belum mampu mandiri. Padahal, melatih kemandirian sejak dini berkontribusi dalam menumbuhkan kepercayaan diri dan resiliensi atau daya juang anak.
“Hal itu akan menjadi bekal penting bagi anak untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan mereka,” pungkas Ari.
Lewat buku ‘Bisa atau Tidak, Ya?’, Tanoto Foundation berharap dapat membantu anak menjadi mandiri sehingga terbentuk fondasi, sekaligus meningkatkan literasi anak sejak dini lewat buku bacaan berkualitas.
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981.
Sebelumnya Tanoto Foundation melakukan studi bersama School of Parenting pada akhir 2023 mengenai praktik pengasuhan anak usia dini.
Studi tersebut menunjukkan, 51,2 persen balita di Indonesia belum memiliki buku cerita, dan 56,5 persen orangtua belum pernah membacakan buku cerita untuk anak mereka.
Karena itu, lanjut Ari, melalui buku cerita ‘Bisa atau Tidak, Ya?’, Tanoto Foundation ingin memperkaya pilihan buku cerita bergambar dan membentuk interaksi yang bermakna antara orang tua dan anak lewat proses membaca bersama.
Sebelum meluncurkan buku ‘Bisa atau Tidak, Ya?’, Tanoto Foundation bersama Kementerian PPPA telah meluncurkan 2 buku yaitu Rubrik Unik Korona, yang menjadi sarana edukasi mengenai pandemi pada 2021, dan Saat Noni Datang yang merupakan edukasi dengan mengenal beragam emosi atau perasaan pada 2022.
Buku “Bisa atau Tidak, Ya?” dapat dibeli di toko buku Gramedia atau dapat diunduh gratis melalui laman Tanoto Foundation. (Tri Wahyuni)