JAKARTA (Suara Karya): Sektor pendidikan menjadi salah satu yang harus beradaptasi dengan cepat di masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, untuk mempersiapkan diri menyambut bonus demografi 2030, Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) memilih untuk melakukan diskusi dengan para ahli pendidikan untuk bersama-sama beradaptasi dan berdamai dengan pandemi tanpa harus mengorbankan pendidikan.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2011-2014 Wiendu Nuryanti menegaskan, ada atau tidak ada pandemi, sektor pendidikan memang tetap harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Menurut Wiendu, ada tiga hal yang menjadi penggerak reformasi pendidikan, yaitu digital learning, freedom to learn, dan character building.
“Ada konsep Panca Tata untuk mendukung reformasi pendidikan yang terdiri atas: (1) tata ruang, (2) tata boga, (3) tata busana, (4) tata krama, dan (5) tata rasa,” kata Wiendu dalam diskusi webinar yang diselenggarakan PYC, pekan lalu.
Pada kesempatan yang sama, Praktisi Pendidikan Arief Rachman, menekanan peran aktif orang tua untuk mendukung dan membantu pendidikan anak-anak di rumah. Bagian paling penting untuk menunjang pendidikan adalah menciptakan suasana dan proses belajar yang menyenangkan bagi anak.
Menurutnya, Dimana-pun pembelajaran dilakukan, baik di sekolah ataupun rumah, selama suasana belajar dibuat menyenangkan, anak akan lebih aktif dan bersemangat untuk belajar. Arief juga mengingatkan orang tua dan guru untuk bersabar dan selalu mendasari proses pembelajaran dengan penuh cinta.
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto, menjelaskan bahwa anak memiliki hak-hak dasar, yaitu hak untuk hidup, hak untuk tumbuh kembang, hak perlindungan, dan hak partisipasi. Anak juga berhak untuk mendapatkan pendidikan.
Kak Seto juga menekanan bahwa sistem pendidikan saat ini harus lebih menekankan pada pendidikan karakter. Beliau mengatakan bahwa kunci untuk mendidik anak adalah kreativitas. Contohnya dengan menggunakan lagu sehingga menciptakan kehangatan antara guru atau orang tua dengan anak.
Pada akhir acara, Sekretaris Purnomo Yusgiantoro Center, yang juga bertindak sebagai moderator dala acara tersebut Amelia Yusgiantoro, menyimpulkan bahwa ada atau tidaknya pandemi, pendidikan Indonesia harus bertransformasi. Pemerintah harus melakukan intervensi kebijakan dan inovasi teknologi.
Selain itu juga dukungan orang tua sangat diperlukan dalam membantu pendidikan anak baik itu pendidikan selama di rumah (saat pandemi ini), maupun ketika nanti sudah kembali normal. Keteladanan dan prinsip pendidikan dari Ki Hajar Dewantara masih relevan hingga saat ini. (Andara Yuni)