JAKARTA (Suara Karya): Platform teknologi finansial (fintech), Tokomodal menargetkan pendanaan modal usaha bagi 15 ribu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal itu selaras dengan konsep peer-to-peer lending yang dikembangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap fintech.
“Saat ini ada sekitar 10 ribu warung skala kecil, mitra binaan Alfamikro yang juga bergabung ke Tokomodal. Ditargetkan, jumlah mereka bertambah menjadi 15 ribu pada akhir 2019,” kata Co-Founder dan CEO Tokomodal, Chris Antonius dalam acara Fintech Summit & Expo 2019″ di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Dijelaskan, Tokomodal merupakan fintech penyedia pinjaman modal dengan sistem peer-to-peer, yang menyasar pada warung skala kecil masuk dalam kategori UMKM. Hal itu merujuk pada masalah yang paling sering dialami UMKM, karena keterbatasan modal untuk belanja terjadi opportunity loss.
“Kalau pakai pinjaman konvensional lewat bank, prosesnya akan lama. Tetapi, dengan sistem peer to peer lending, kami bisa memenuhi harapan warung yang dalam sehari bisa transaksi dua-tiga kali. Dengan frekuensi lebih tinggi, mereka memiliki persediaan barang lebih banyak sehingga omzet pun akan naik,” ujarnya.
Ditambahkan, warung yang ingin bergabung ke Tokomodal, harus menjadi mitra binaan Alfamikro dan pernah memanfaaatkan fasilitas pinjaman dengan model cash on delivery. Jika dua kriteria itu sudah dipenuhi, peminjam baru dapat bergabung dengan mengunduh aplikasi Tokomodal di playstore.
“Setelah terdaftar di Tokomodal, transaksi finansial dilakukan secara digital. Prosesnya jadi lebih mudah, cepat dan biayanya lebih ringan,” kata Chris seraya menyebut dana pinjaman diberikan bervariasi antara Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta per orang.
Chris menjelaskan, pinjaman diberikan hanya untuk mitra Alfamikro untuk menjamin keamanan dana dari pemodal. Karena dana yang digunakan bukan sepenuhnya milik perusahaan, melainkan para pemodal perorangan yang menginvestasikan uangnya ke Tokomodal.
“Tercatat ada 1.200 investor perorangan di Tokomodal. Banyak yang tertarik ikut, karena bunga pinjaman kami tawarkan cukup bersaing yaitu 16 persen. Dana itu lalu kami diinvestasikan lagi ke warung,” kata Chris.
Yang tak kalah penting, Tokomodal telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena Chris optimis bisnisnya akan terus bertumbuh. Terbukti, dari 40.000 UMKM binaan Alfamikro, sudah ada sekitar 10.000 warung UMKM di 100 kota, yang tersebar 22 provinsi mendapat bantuan modal usaha.
“Kami menargetkan nantinya seluruh mitra Alfamikro juga menjadi mitra kami. Tapi target 2019, jumlah anggota Tokomodal bertambah menjadi 15 ribu warung,” katanya.
Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan OJK, Hendrikus Passagi memberi apresiasi atas kinerja Tokomodal. Katanya, OJK tidak pernah mengukur aktif atau tidaknya platform pendanaan ini. Kami hanya melihat sudah berapa yang dibantu.
“Karena itulah sebenarnya esensi dari inklusivitas pendanaan, yaitu menyejahterakan orang banyak untuk mewujudkan keadilan sosial,” ujarnya.
Ia menyayangkan jika ada fintech yang menggelontorkan dana besar, tetapi pihak yang dibantu pendanaannya sangat kecil. “Ada satu fintech yang menyebut dana yang dikeluarkan hampir Rp1 triliun, tetapi untuk dua unit usaha. Itu tak sesuai dengan konsep peer to peer lending. Biarpun uangnya cuma Rp1 miliar, tetapi yang dibantu sampai ratusan usaha,” katanya.
Tak hanya soal inklusivitas peminjaman modal usaha, Chris juga menyoroti perlindungan data pribadi pemodal dan peminjam di Tokomodal. Menurut Chris yang juga merupakan Wakil Ketua untuk Sektor Produktif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) itu, pihaknya ingin mengedukasi masyarakat untuk mengajukan pinjaman melalui platform yang terdaftar di OJK sehingga terjamin keamanannya.
Ditambahkab, hal itu bisa diketahui dengan perlindungan data pribadi pada platform tersebut, di mana platform legal hanya bisa mengakses kamera, mikrofon, dan lokasi, tanpa permintaan akses terhadap kontak ataupun galeri di smartphone pengguna.
“Menurut saya, perlindungan data pribadi adalah sebuah proses yang tiada akhirnya. Komitmen kami berinovasi. Ancaman teknologi yang makin canggih, akan kami lawan,” kata Chris menandaskan. (Tri Wahyuni)