JAKARTA (Suara Karya): Kasus positif virus corona disease (covid-19) di Indonesia hingga kini belum terjadi trend penurunan kasus yang signifikan. Hari ini angkanya masih terbilang tinggi, yaitu 1.752 kasus, dari 83.130 menjadi 84.882 kasus. Untuk pasien meninggal, secara keseluruhan tercatat 4.016 orang atau bertambah 59 orang.
Kondisi serupa juga terjadi di dunia. Kasus positif covid-19 hingga kini juga belum surut. Total pasien positif sebanyak 14.109.173 kasus. Dengan demikian, ada kenaikan 290.210 kasus dibanding sebelumnya.
Kementerian Kesehatan mengganti istilah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan sebutan suspek. Hari ini terjadi penurunan suspek sebanyak 8.900 kasus, dari 46.493 menjadi 37.593 kasus. Sedangkan istilah PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga diganti menjadi spesimen. Dilaporkan, ada kenaikan 3.624 kasus, dari 29.176 menjadi 25.552 kasus.
Dijelaskan, orang berstatus suspek belum menunjukkan gejala sakit, namun memiliki riwayat kontak dengan orang diduga positif covid-19. Sedangkan spesimen adalah orang yang memiliki riwayat gejala covid-19 seperti demam, batuk, sesak napas dan sakit tenggorokan. Mereka juga sudah observasi medis pada saluran pernapasannya.
“Kasus baru pasien positif covid-19 hari ini meski ada penurunan, tetapi angkanya masih tinggi, jumlahnya mencapai 1.752 kasus. Kasus tertinggi terjadi di DKI Jakarta sebanyak 347 kasus ,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam keterangan pers, di Jakarta, Sabtu (18/7/20).
Dijelaskan, kenaikan kasus baru covid-19 tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Ada beberapa daerah memiliki kasus penambahan dengan jumlah sangat tinggi, tetapi ada beberapa daerah yang tidak ada satu pun penambahan kasus positifnya.
“Hari ini ada 6 provinsi yang melaporkan kasus positifnya cukup tinggi, yaitu DKI Jakarta 347 kasus, Jawa Tengah 266 kasus, Jawa Timur 204 kasus, Sulawesi Selatan 168 kasus, Sumatera Utara 147 kasus dan Kalimantan Selatan 107 kasus,” katanya.
Sementara itu, data 6 provinsi dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif hingga hari ini tercatat, yaitu Jawa Timur 18.033 kasus, DKI Jakarta 16.236 kasus, Sulawesi Selatan 7.881 kasus, Jawa Tengah 6.632 kasus, Jawa Barat 5.461 kasus dan Kalimantan Selatan 4.829 kasus.
Gugus Tugas Nasional merinci akumulasi data positif covid-19 lainnya di Indonesia yaitu Aceh tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 145 kasus, Bali ada kenaikan 81 menjadi 2.690 kasus, Banten naik 8 menjadi 1.646 kasus, Bangka Belitung ada kenaikan 1 menjadi 176 kasus, Bengkulu ada kenaikan 6 menjadi 179 kasus dan Yogyakarta ada kenaikan 8 menjadi 416 kasus.
Berikutnya, Jambi dilaporkan ada kenaikan 6 menjadi 132 kasus, Kalimantan Barat tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 359 kasus, Kalimantan Timur naik 25 menjadi 848 kasus, Kalimantan Tengah tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 1.324 kasus, Kalimantan Selatan naik 107 menjadi 4.829 kasus dan Kalimantan utara tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 215 kasus.
Kemudian, Kepulauan Riau ada kenaikan 3 menjadi 344 kasus, Nusa Tenggara Barat ada kenaikan 23 hari ini tetap menjadi 1.694 kasus, Sumatera Selatan naik 67 menjadi 2.966 kasus, Sumatera Barat ada kenaikan 4 menjadi 817 kasus, Sulawesi Utara naik 54 menjadi 1.851 kasus, Sumatera Utara naik 147 menjadi 2.923 kasus dan Sulawesi Tenggara ada kenaikan 21 menjadi 575 kasus.
Adapun Sulawesi Tengah tidak ada kenaikan hari ini tetap menjadi 195 kasus, Lampung ada kenaikan 9 menjadi 229 kasus, Riau ada kenaikan 5 menjadi 261 kasus, Maluku Utara ada kenaikan 33 menjadi 1.265 kasus dan Maluku ada kenaikan 1 menjadi 929 kasus.
Selain itu, Papua Barat ada kenaikan 38 hari ini menjadi 339 kasus, Papua naik 56 menjadi 2.552 kasus, Sulawesi Barat ada kenaikan 4 menjadi 158 kasus, Nusa Tenggara Timur ada kenaikan 10 menjadi 131 kasus dan Gorontalo ada kenaikan 1 menjadi 426 kasus.
Yuri menegaskan, penambahan pasien sembuh covid-19 hingga total hari ini sebanyak 1.434 dari 41.834 menjadi 43.268 kasus. Kenaikan itu menunjukkan covid-19 bisa disembuhkan dan dicegah.
Untuk itu, pemerintah mendorong masyarakat terlibat aktif dalam memutus mata rantai penularan covid-19 di lingkungan kerja dan tempat tinggal.
Ia meminta kepada masyarakat untuk terus menjalin kekompakan dalam upaya pencegahan dan penanganan covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dan anjuran pemerintah.
“Pastikan kita tidak tertular atau tidak menulari. Hargai dan bantu mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Jangan pernah bersikap diskriminasi kepada pasien yang sudah sembuh. Dan yang tak kalah penting, kita tidak boleh menolak jenazah pasien sebagai bagian dari kemanusiaan,” katanya.
Yuri menyebut, bentang usia pasien meninggal bekisar 45 hingga 65 tahun. Jumlah korban meninggal terdampak covid-19 itu terbilang tinggi. Ia berharap angka kematian akibat covid-19 dapat ditekan seminimal mungkin.
Selain faktor usia, Yuri menambahkan, penyebab kematian sebagian besar karena penyakit bawaan. Hampir seluruh kasus meninggal karena adanya penyakit pendahulu, antara lain diabetes, penyakit jantung kronis, hingga penyakit paru obstruksi.
Yuri sekali lagi mengingatkan pentingnya menjaga jarak, hindari tempat berkumpul padat orang, cuci tangan pakai sabun, manakala ada yang sakit segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. (Tri Wahyuni)