JAKARTA (Suara Karya): Guna membangun sinergi antar lembaga, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan) gelar turnamen futsal. Kegiatan itu juga bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) BPJS Kesehatan ke-50.
“Dipilihnya futsal, karena kegiatan ini menyehatkan,” kata Dirut BPJS Kesehatan, Fachmi Idris usai membuka turnamen futsal di Jakarta, Sabtu (7/7).
Turnamen diikuti perwakilan dari lembaga pemerintah dan fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan.
Fachmi menambahkan, turnamen futsal akan dibuat menjadi agenda tahunan. Karena BPJS Kesehatan memiliki kewajiban membantu pemerintah dalam kegiatan promotif dan preventif dalam bidang kesehatan.
“Kegiatan promotif maupun preventif menjadi penting, karena jika masyarakatnya sehat maka biaya pengobatan semakin terkendali. Namun, upaya itu tak bisa dilakukan BPJS Kesehatan sendiri, budaya sehat harus bisa tumbuh secara alami di masyarakat,” ujarnya.
Fachmi menambahkan, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) saat ini telah menjadi program jaminan kesehatan terbesar di dunia. Hal itu jika merujuk pasa jumlah kepesertaan yang mencapai 199 juta orang lewat pendekatan single payer institution (lembaga pengelola tunggal).
“Angka pemanfaatan total sejak penerapannya pada 2014 hingga akhir 2017 tercatat ada 640,2 juta pemanfaatan baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan,” katanya.
Ditambahkan, upaya optimalisasi program lewat kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dapat mengurangi jumlah pemanfaatan faskes. Karena masyarakat sudah menjadi lebih sehat baik fisik maupun mental.
Fachmi berharap, kegiatan Turnamen Futsal juga dapat memperkokoh sinergi antar lembaga guna menyukseskan pelaksanaan Program JKN-KIS. Karena keberhasilan dan keberlangsungan Program JKN-KIS tak lepas dari dukungan dan sinergi lintas lembaga.
“Target dan tantangan pengelolaan Program JKN-KIS di masa depan semakin besar. Untuk itu, seluruh lini diminta untuk merapatkan barisan demi keberlangsungan program yang merupakan amanat undang-undang,” ucapnya.
Disebutkan, hingga 1 Juli 2018, tercatat ada sebanyak 199.133.988 jiwa penduduk Indonesia menjadi peserta program JKN-KIS. Fasilitas kesehatan yang bergabung ada 22.247 FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama) yaitu 9.881 Puskesmas, 5.023 dokter praktik perorangan, 5.473 klinik non rawat inap, 643 klinik rawat inap, 20 RS kelas D Pratama serta 1.207 dokter gigi.
Ditingkat fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL), BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 2.397 RS dan klinik utama, 1.607 apotik, dan 1.079 optik. (Tri Wahyuni)