Suara Karya

Bank Jakarta Sabet Tiga Penghargaan Digitalisasi Pasar, Bukti Pasar Tradisional Kini Kian Melek Non-Tunai

IKPI. Jakarta: Upaya mendorong pasar tradisional bertransformasi ke arah transaksi non-tunai mulai menunjukkan hasil nyata. Bank Jakarta berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus pada ajang Lomba Digitalisasi Pasar yang digelar di Main Hall Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).

Dalam kompetisi yang diikuti bank-bank besar seperti BCA, Mandiri, BRI, dan BNI itu, Bank Jakarta diganjar predikat Mitra Perbankan Terbaik untuk Pasar B (Pasar Koja) dan Pasar A (Pasar Mayestik), serta Mitra Bank Literasi Keuangan Terbaik Kedua.

Lomba yang digelar kolaboratif oleh Pemprov DKI Jakarta, Perumda Pasar Jaya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) ini bertujuan mempercepat penerapan pembayaran digital di pasar tradisional. Dari 153 pasar yang dikelola Pasar Jaya, sebanyak 20 pasar dipilih sebagai percontohan berdasarkan kelas dan jumlah pedagang aktif.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung kepada Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, disaksikan oleh Deputi Kepala BI Provinsi Jakarta, Yosamartha, serta Kepala OJK Jabodebek, Edwin Nurhadi.

Dalam sambutannya, Pramono menegaskan bahwa digitalisasi pasar membawa dampak ekonomi yang nyata.

“Digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Ketika perbankan didorong berlomba, pasar diawasi, hasilnya luar biasa. Penggunaan QRIS di 20 pasar meningkat hampir 47%, jumlah pedagang dengan NPWP naik signifikan, dan transaksi e-commerce melonjak lebih dari 40%,” ujarnya, dkkutip Kamis (21/8/2025).

Pramono juga menekankan bahwa transformasi digital turut mendukung Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional. “Dengan kontribusi 16,61% terhadap PDB nasional dan pertumbuhan 5,18% yang lebih tinggi dari rata-rata nasional, Jakarta membuktikan bahwa digitalisasi menjadi salah satu faktor pendorong utama. Pasar semakin tertib, keamanan lebih terjaga, dan daya saing meningkat,” tambahnya.

Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menyebut penghargaan ini menjadi motivasi untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan di pasar tradisional.

“Digitalisasi pasar bukan sekadar menghadirkan QRIS dan EDC, tapi juga membuka pintu bagi UMKM untuk masuk ke sistem keuangan formal. Ini adalah fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,” kata Agus.

Hal senada disampaikan Kepala Pasar Mayestik, Dewi Ratna Furi, yang pasar binaannya berhasil menyabet penghargaan “Pasar Digital Terbaik Tipe A”. Ia menilai langkah digitalisasi membuat pasar tradisional tetap relevan di tengah perubahan zaman.

“Kolaborasi dengan Bank Jakarta sangat strategis. Digitalisasi bukan sekadar tren, tapi kebutuhan agar pasar tradisional bisa terus bersaing,” ungkap Dewi.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta, Arie Rinaldi, menegaskan pihaknya akan terus memperluas kerja sama dengan Pasar Jaya.

“Ajang ini menjadi momentum untuk mendorong digitalisasi di seluruh pasar Jakarta. Kami yakin langkah ini berdampak positif bagi UMKM sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah,” tegas Arie.

Dengan capaian tersebut, Bank Jakarta meneguhkan peran perbankan daerah sebagai motor penggerak transformasi digital, sekaligus menjadikan pasar tradisional tidak hanya sekadar tempat jual beli, melainkan juga simpul penting dalam ekosistem ekonomi modern. (Boy)

 

Related posts