JAKARTA (Suara Karya): Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait menggelar pertemuan penting dengan Bos Lippo Group, James Riady, di Kantor Kementerian PKP Jakarta, pada Rabu (23/4/25).
Pertemuan yang juga dihadiri puluhan konsumen Apartemen Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu berlangsung tertib dan damai.
“Semoga pertemuan ini bisa menjadi langkah awal pemerintah dalam mencari jalan keluar atas polemik proyek Meikarta yang berkepanjangan,” kata Maruarar yang menargetkan polemik tersebut dapat diselesaikan dalam tiga bulan kedepan.
Maruarar mengungkapkan, komunikasi antara dirinya dan James Riady telah berlangsung cukup intensif dalam sepekan terakhir. Dalam pembicaraan itu, ia menekankan pentingnya menjaga nama baik dan menyelesaikan persoalan Meikarta secara terbuka dan jujur.
Hasil dari pembicaraan itu, menurut Maruarar, James Riady menunjukkan sikap terbuka dan siap berdialog untuk mencari solusi atas proyek yang sempat menuai kritik dari masyarakat. Ara juga menyatakan, pembahasan saat ini masih berada di tingkat prinsip, belum menyentuh aspek teknis.
“Kita cari solusi, bukan cari polemiknya. Saya yakin bisa, karena pada prinsipnya, masalah harus diselesaikan secara terbuka dan transparan,” ujarnya.
Maruarar menegaskan, posisi pemerintah adalah sebagai pendengar sekaligus penengah yang adil. “Masalah yang sekian lama dibiarkan, yuk kita selesaikan bersama secara damai,” ujarnya.
Menteri PKP, Maruarar Sirait menargetkan penyelesaian masalah Meikarta dalam waktu 3 bulan, yakni 23 Juli 2025 mendatang. Untuk itu, proses penyelesaian pendataan konsumen Meikarta ditargetkan selesai pada 2 Mei 2025 mendatang.
“Konsumen Meikarta yang ingin uangnya kembali segera lapor. Ditunggu sampai 2 Mei. Diluar waktu itu, tidak dilayani pagi,” ujarnya.
Pendataan sangat penting, untuk mengetahui berapa jumlah dana masyarakat konsumen Meikarta yang perlu mendapat ganti rugi dari Lippo.
Bos Lippo Group, James Riady dalam kesempatan yang sama, menyatakan komitmennya untuk mendukung penyelesaian persoalan Meikarta.
Dalam pertemuan itu, James menyebut jika proses penyelesaian bisa dipercepat, maka hal itu merupakan langkah terbaik bagi semua pihak, termasuk konsumen.
“Kalau ini bisa dipercepat, ya lebih baik. Saya yakin, Meikarta akan ikut saja arahan Pak Menteri,” ujar James.
James menyebut, pembangunan kota baru seperti Meikarta bukanlah perkara mudah. Ia mengatakan banyak tantangan yang dihadapi, namun Lippo Group tetap berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawabnya.
James juga mengatakan, proyek ini telah menghasilkan dampak besar, termasuk terciptanya ribuan lapangan kerja dan infrastruktur yang sudah tersedia secara signifikan.
“Hampir 12 ribu unit sudah diselesaikan, dan 3 ribu lainnya telah diserahkan. Itu bukan jumlah yang kecil,” katanya.
James menekankan proyek Meikarta tidak memiliki beban utang yang menghambat kelanjutan pembangunan. Hal ini dinilainya sebagai modal penting untuk menuntaskan kewajiban kepada konsumen dan memperkuat kepercayaan pasar.
Lebih lanjut, James menyatakan, semangat menyelesaikan ini bukan hanya urusan bisnis semata, melainkan juga bentuk penghargaan terhadap konsumen yang telah memberi kepercayaan kepada proyek kota baru tersebut.
“Saya percaya teman-teman di Meikarta punya niat baik. Dengan arahan Pak Menteri, semuanya bisa selesai,” ujarnya.
James juga memuji langkah cepat dan inisiatif pemerintah dalam menciptakan suasana kondusif di sektor properti. Menurutnya, dukungan seperti ini sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor perumahan yang menyerap tenaga kerja besar. (Tri Wahyuni)