IKPI, Jakarta: Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Ricky P. Gozali, menyampaikan bahwa inflasi Jakarta pada Juni 2025 tetap terkendali dan menunjukkan tren stabil meski menghadapi sejumlah tekanan musiman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% (mtm), berbalik arah dari deflasi bulan sebelumnya yang sebesar -0,24% (mtm). Secara tahunan, inflasi Jakarta tercatat 2,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional sebesar 1,87% (yoy).
“Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pengendalian inflasi di Jakarta berjalan efektif, berkat sinergi seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Bank Indonesia,” ujar Ricky melalui keterangan tertulisnya, Kamis (3/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa sumber utama inflasi berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, yang mencatat inflasi sebesar 0,44% (mtm) akibat naiknya harga daging ayam ras, tomat, cabai rawit, dan sawi putih. Kenaikan ini dipicu oleh terbatasnya pasokan, curah hujan tinggi, gangguan distribusi, serta serangan hama. Namun, kenaikan tersebut tertahan oleh turunnya harga bawang putih seiring masuknya pasokan impor secara lancar.
Selain itu, kelompok Transportasi juga mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm), didorong meningkatnya tarif angkutan udara dan ojek daring selama libur panjang dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha. Kelompok ini mendapat tekanan inflasi yang lebih ringan karena penurunan harga BBM nonsubsidi dan tarif angkutan laut maupun jalan tol akibat kebijakan stimulus pemerintah.
Kelompok Pendidikan dan Perawatan Pribadi juga mencatat inflasi, masing-masing sebesar 0,14% dan 0,13% (mtm), didorong penyesuaian tarif bimbingan belajar dan naiknya harga emas perhiasan sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.
Di sisi lain, inflasi Jakarta tertahan oleh deflasi pada kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, yang turun sebesar -0,08% (mtm), disebabkan oleh penurunan harga sabun deterjen bubuk sebesar -1,45%.
Lebih lanjut, Ricky menegaskan bahwa keberhasilan menjaga inflasi tidak lepas dari berbagai langkah konkret TPID DKI Jakarta sepanjang Juni 2025, antara lain:
• Pasar murah dan pangan bersubsidi, seperti bazar Jakarta Berkah Belanja Murah dalam rangka HUT ke-498 Jakarta.
• Penguatan urban farming melalui pelatihan teknis, pascapanen, dan pengolahan hasil pertanian.
• Perluasan Kerja Sama Antar Daerah (KAD), seperti kolaborasi Perumda Dharma Jaya dengan PT Agrobisnis Banten Mandiri.
• Program contract farming padi antara Food Station dan DPC Himpunan Alumni IPB.
• Edukasi pangan olahan yang dilakukan oleh BI Jakarta dalam Jakarta Kreatif Festival (JKF) 2025, melalui talkshow dan kompetisi memasak bahan pangan lokal.
“Ke depan, kami akan terus memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan melalui strategi 4K—Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif—dalam kerangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” jelas Ricky.
Dengan berbagai langkah pengendalian tersebut, ia optimistis inflasi Jakarta akan tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1% (yoy) sepanjang 2025, sekaligus mendukung ketahanan ekonomi daerah dan daya beli masyarakat. (Boy)