Suara Karya

Dukungan Kemdikbudristek atas Ubud Writers and Readers Festival

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) memberi dukungan atas penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival ke-18 pada 8-17 Oktober 2021 di Ubud, Bali. Tema tahun ini adalah ‘Mulat Sarira’ atau Refleksi Diri dalam bahasa Indonesia.

Melalui tema tersebut, Ubud Writers and Readers Festival 2021 mencoba mengeksplorasi refleksi diri, introspeksi budaya, dan hak asasi manusia, yaitu menilik siapa diri kita, apa yang menyatukan dan memisahkan kita, dan apa yang mendorong setiap tindakan kita.

Perhelatan Ubud Writers and Readers Festival di Taman Dedari, Ubud, pada Kamis (7/10/21) malam itu dibuka Mnteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.

Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E Aminudin Aziz, dan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid.

Mendikbudristek dalam sambutannya memberi apresiasi atas penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival di masa pandemi, karena telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Karena perhelatan tersebut menjadi ruang merdeka bagi semua orang untuk saling berefleksi, bertukar ide dan berbagi harapan.

“Festival itu mengajak kita melihat lebih dalam ke diri sendiri, melatih “Mulat Sarire” sebagai petunjuk menjalani hidup setelah pandemi,” tuturnya.

Nadiem berharap festival itu dapat memperdalam pemahaman atas diri sendiri, orang lain, juga lingkungan dan alam sekitar. Sebuah Refleksi Budaya akan membukakan mata dan jalan untuk maju ke panggung global dengan karya-karya anak bangsa yang menggugah dan bermakna

Kini, lanjut Nadiem, para pelaku budaya di Indonesia juga berhak merasakan kemerdekaan dalam belajar dan berkarya.

“Lewat kegiatan ini, kami harap dapat menghadirkan ruang-ruang kolaboratif yang lebih hidup dan bermakna di antara pelaku budaya dan masyarakat. Hal itu perlu untuk mewujudkan Indonesia bahagia yang bernapaskan kebudayaan sebagai DNA kita,” ujarnya.

Ke depan, Nadiem menambahkan, dalam semangat gotong royong, Indonesia perlu membangun ekosistem sastra, seni dan budaya yang lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan. Dan Ubud Writers and Readers Festival tahun ini menjadi titik awal untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

“Saya berharap negeri elok yang kaya budaya tutur atau lisan ini juga kaya dengan budaya tulisan yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal itu memberi referensi indah bagi dunia tentang Indonesia,” katanya.

Ia menjelaskan beberapa program prioritas di bidang kebahasaan dan kebudayaan yang digagas Badan Bahasa dan Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek. Melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudristek telah menjalankan program residensi sastrawan ke wilayah 3T sebelum masa pandemi, dan berbagai program lainnya.

Kemudian melalui Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek membuat Program Apresiasi Pelaku Budaya untuk 59.000 pelaku budaya yang terdampak pandemi. Selain memprioritaskan vaksinasi bagi para pelaku budaya.

“Hal itu dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk memastikan para pelaku budaya dapat terus mengekspresikan gagasan dan pemikiran melalui karya-karya terbaiknya,” ucap Nadiem.

Pada Ubud Writers and Readers Festival 2021, sastrawan Indonesia, (almarhum) Budi Darma mendapat penghargaan sepanjang masa atau lifetime achievement. Budi Darma merupakan salah satu penulis paling berpengaruh di Indonesia, yang menerima penghargaan tertinggi Indonesia untuk Darmatama Sastra Kemendikbud pada 2020 dan Satya Lencana Kebudayaan pada 2003.

Karya Budi Darma, antara lain Olenka, Orang-Orang Bloomington dan Kritikus Adinan sangat dipuji oleh komunitas sastra sedunia. Selain di Indonesia, Budi Darma juga pernah menerima penghargaan di SEA WRITE Award dari Kerajaan Thailand dan Anugerah Sastra Asia Tenggara dari Kerajaan Brunei.

Penghargaan sepanjang masa itu diberikan secara daring oleh Direktur Ubud Writers and Readers Festival, Janet DeNeefe kepada anak dari almarhum Budi Darma, yaitu Diana Budi Darma. Melalui video, Diana Budi Darma mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan untuk ayahandanya.

Ia bercerita, sang ayah selalu melihat Ubud Writers and Readers Festival sebagai momentum yang tepat untuk membangkitkan semangat pencerahan kepada masyarakat dalam meningkatkan kreativitas.

Pembukaan Ubud Writers and Readers Festival ditandai dengan pemukulan kulkul oleh Mendikbudristek dan Direktur Ubud Writers and Readers Festival secara bersama, yang didampingi Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dirjen Kebudayaan, Wakil Gubernur Bali, dan Bupati Gianyar. (Tri Wahyuni)

Related posts