JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemkes) meluncurkan Buku Panduan dan Lembar Balik Tuberkulosis (TB) yang dirancang untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan (nakes) dan kader.
Peluncuran yang berlangsung di Kantor Kemkes, pada Rabu (22/1/25) itu merupakan bagian dari mendukung eliminasi TB di Indonesia pada 2030.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, komitmen penuh pemerintah dalam menjalankan tiga program prioritas (Quick Wins) di sektor kesehatan.
Program itu dirancang untuk memberi dampak nyata bagi masyarakat, sekaligus menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan.
“Quick Wins mencakup tiga fokus utama, yaitu screening kesehatan gratis bagi 280 juta masyarakat Indonesia, percepatan penanganan tuberkulosis (TB) dan pembangunan rumah sakit di kabupaten/kota tertinggal dan terpencil,” ujarnya.
Upaya itu diharapkan mulai berjalan penuh pada Januari 2025, sesuai dengan prinsip Quick Win, yaitu memberi hasil cepat dan tepat.
Menkes menjelaskan, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan TB. Penyakit itu menjadi penyebab 136.000 kematian per tahun atau setara dengan dua kematian setiap lima menit.
Untuk itu, Menkes menegaskan pentingnya upaya deteksi dini dan pengobatan menyeluruh untuk mengatasi tantangan tersebut.
“Percepatan penanganan kasus TB ditargetkan harus menemukan 1 juta kasus TB tahun ini, dari estimasi WHO sebanyak 1,08 juta kasus,” ujarnya.
Tak hanya deteksi, Kemkes juga memastikan minimal 90 persen pasien memulai dan menyelesaikan pengobatan. “Kami telah memperbaiki rezim pengobatan agar lebih singkat dan efektif, baik untuk pasien TB yang sensitif obat maupun resisten obat,” katanya.
Pendekatan inovatif, seperti pendampingan pasien melalui kader dan nakes, akan terus diperkuat. Panduan berbasis buku lembar balik telah disiapkan untuk membantu kader menjelaskan pentingnya pengobatan kepada masyarakat dengan cara yang efektif.
Menkes menyampaikan, program Quick Win kedua, yaitu skrining kesehatan gratis untuk memastikan akses pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Persiapannya telah memasuki tahap akhir dan peluncuran resmi dijadwalkan pada Februari 2025. Skrining ini diharapkan dapat mendeteksi lebih awal berbagai penyakit, termasuk penyakit tidak menular yang menjadi ancaman utama masyarakat.
Sedangkan Quick Win ketiga adalah pembangunan rumah sakit di daerah tertinggal dan terpencil, sebagai langkah pemerataan layanan kesehatan.
Pemerintah telah memulai pembangunan rumah sakit di wilayah kabupaten/kota yang selama ini sulit dijangkau, dengan rencana pembangunan 32 rumah sakit baru pada tahun ini.
“Rumah sakit akan dibangun di daerah yang mungkin belum pernah terdengar oleh sebagian besar dari kita. Harapannya, fasilitas itu selesai dan mulai beroperasi sebelum akhir 2025,” tegasnya.
Budi juga memberi apresiasi kepada seluruh kader kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam program eliminasi TB. Untuk meningkatkan motivasi, rencananya akan diadakan kompetisi untuk kader terbaik.
“Kader terbaik akan diajak bertemu Menteri dan mendapat penghargaan berupa sertifikat sebagai bentuk apresiasi,” ucapnya.
Melalui akselerasi tiga Quick Wins, pemerintah optimistis dapat memberi layanan kesehatan yang lebih baik, merata dan efektif. “Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi gerakan bersama seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kolaborasi, kita bisa wujudkan Indonesia lebih sehat,” kata Menteri Kesehatan sambutan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara dr Yudhi Pramono menyampaikan, buku panduan dan lembar balik merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan kader dalam memberi edukasi terkait TB kepada masyarakat.
“Buku ini menjadi alat bantu komprehensif dan terstandar yang akan mempermudah komunikasi, informasi, dan edukasi terkait TB, baik kepada pasien maupun masyarakat umum,” ujarnya.
Buku panduan itu diharapkan dapat menjangkau lebih dari 1,3 juta kader posyandu dan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Dengan alat bantu itu, kader dan tenaga kesehatan dapat menyampaikan informasi yang lebih efektif kepada masyarakat, meningkatkan kesadaran, dan memperkuat kolaborasi dalam memberantas TB.
Melalui peluncuran ini, dr Yudhi menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pemberdayaan tenaga kesehatan dan kader, sekaligus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencapai target Indonesia bebas TB pada 2030. (Tri Wahyuni)