JAKARTA (Suara Karya): Indonesia akan mengusung tiga isu prioritas yang akan menjadi fokus pembahasan dari setiap pertemuan Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSW) pada presidensi G20 Indonesia yang diselenggarakan dalam tiga pertemuan tingkat Deputi/Direktur Jenderal Anggota G20 yang akan dilaksanakan secara berurutan di Yogyakarta pada 21 – 24 Maret 2022; di Jakarta pada 19 – 21 Juni 2022; dan di Bali pada 29 – 30 Agustus 2022.
Ketiga isu tersebut yaitu pertama, mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting a more sustainable recovery). Kedua, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing land- and sea-based actions to support environment protection and climate objectives).
Ketiga,peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing resource mobilization to support environment protection and climate objectives).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengungkapkan hal itu dalam keterangan pers Kick Off Meeting Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) pada Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Selasa (1/03/2022).
Hadir dalam acara media briefing itu, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanthi, dan Kepala Humas KLHK, Nunu Anugrah melalui daring.
Dijelaskan Menteri Siti Nurbaya, tiga isu prioritas dan misi-misi utama EDM-CSWG akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif G20 melalui adopsi suatu Komunike Menteri-Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 sebagai dokumen utama hasil pertemuan.
Komunike ini direncanakan akan diadopsi pada Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2022 di Bali, Indonesia.
Adapun pembahasan substansi dan elemen dari Komunike akan diselenggarakan dalam tiga pertemuan tingkat Deputi/Direktur Jenderal Anggota G20 yang akan dilaksanakan secara berurutan di Yogyakarta pada 21 – 24 Maret 2022; di Jakarta pada 19 – 21 Juni 2022; dan di Bali pada 29 – 30 Agustus 2022.
Rangkaian pertemuan EDM-CSWG kata Menteri Siti Nurbaya, tidak hanya akan dihadiri oleh anggota G20. Pemerintah Indonesia juga turut mengundang Spanyol sebagai negara udangan permanen, Belanda, Singapura, Fiji, Belize, Senegal, Rwanda, dan Uni Emirat Arab.
Fiji diundang sebagai representasi negara berkembang dan negara kepulauan, sedangkan Belize, Senegal, Rwanda, sebagai representasi kemajukan negara-negara di benua afrika. Selain negara, sejumlah organisasi internasional juga akan terlibat dalam pertemuan EDM-CSWG antara lain UNEP, FAO, IFAD, UNDP, dan ASEAN.
Berbagai Joint Workshop
Menurut Siti Nurbaya, mengingat isu-isu di dalam EDM-CSWG sangat terkait dengan agenda lainnya, maka akan dilakukan berbagai joint workshop dengan beberapa Working Groups dan Engagement Groups seperti misalnya dengan Energy Transition Working Group, Sustainable Finance Working Group, Business 20 (B20), Think 20 (T20), Youth 20 (Y20) dan sebagainya.
Indonesia juga bekerjasama dengan berbagai lembaga internasional untuk dapat mencapai hasil yang telah direncanakan dari pertemuan EDM-CSWG yaitu leading towards global sustainability.
Forum G20 merupakan forum dunia dan dalam Presidensi G20 tahun 2022 ini, kita menunjukkan bahwa Indonesia memiliki arti bagi dunia, terutama dalam konteks Environment and Climate Sustainability, karena kita bangsa pekerja, pemikir, antisipatif, inovatif, responsif.
Semua keberhasilan kerja sektor lingkungan, kehutanan dan pengendalian perubahan iklim merupakan hasil kerja keras semua pihak, unsur-unsur struktur negara dan elemen bangsa seperti, eksekutif, legislatif, judiciary, masyarakat, akademisi, aktivis, jurnalis, dunia usaha, Komunitas, masyarakat adat, juga dukungan kerjasama yang baik negara sahabat dan multilateral.
Forum G20 tandas Menteri Siti Nurbaya, akan semakin memperkuat upaya kita dan performa Indonesia dalam memenuhi mandat konstitusional UUD 1945 Pasal 28 H dan Pasal 33 serta untuk Indonesia semakin berarti bagi dunia, secara global.
“Saya mengajak bapak, ibu, dan Saudara-saudara sekalian, untuk turut serta dan berpartisipasi aktif dalam berbagai agenda G20 pada umumnya, dan agenda perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengendalian perubahan iklim serta dampaknya. Marilah kita dan seluruh dunia bersama bahu membahu dan membangun kolaborasi. dari Indonesia, dunia pulih bersama,” ajak Menteri Siti Nurbaya.
Topik Studi EDM CSWG
Dalam kesempatan media briefing ini, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro juga memaparkan lebih jauh mengenai tiga isu utama yang akan diusung oleh Indonesia dalam forum EDM-CSWG pertama di Yogyakarta pada 21-24 Maret mendatang. Termasuk berbagai kebutuhan yang perlu disiapkan agar pertemuan berjalan lancar.
Dirjen Sigit Reliantoro juga menjelaskan kemajuan penyusunan konsep EDM CSWG yang meliputi pertama, keanekaragaman hayati, dan pemulihan degradasi tanah dan ekosistem unik (gambut, mangrove dan terumbu karang). Kedua, konservasi laut, lalu ketiga tentang sampah laut. Keempat, efisiensi sumber daya dan Ekonomi sirkular. Kelima, keuangan berkelanjutan, ketahanan air.
Yang terpenting juga, Dirjen PPKL Sigit Reliantoro menjelaskan topik studi yang penting dalam forum EDM CSWG. Topik tersebut meliputi pertama, inventarisasi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari pemulihan berkelanjutan, dan dampaknya terhadap implementasi NDC.
Selain itu, inventarisasi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan pemulihan berkelanjutan, dan masukan terhadap implementasi NDC.
Adapun topik kedua, memperkuat aksi dan kemitraan untuk inisiatif kelautan yang berkelanjutan. Juga mempromosikan perlindungan ekosistem kelautan, penelitian dan pengembangan serta kebijakan dan strategi inovatif menuju ketahanan iklim.
Sedangkan topik ketiga yakni rekomendasi kerangka keuangan inovatif menuju rendahnya emisi gas rumah kaca atau GRK dan ketahanan iklim di masa depan. Selaian itu, rekomendasi kerangka kerja inovatif menuju rendahnya emisi GRK dan ketahanan iklim di masa depan.
Dirjen Sigit berharap semua rencana dan tahapan persiapan untuk pertemuan EDM CSWG ini berjalan sesuai dengan rencana dan membuah hasil untuk pembahasan selanjutnya. (Pramuji)