JAKARTA (Suara Karya): Pandemi corona virus disease (covid-19) tak jadi penghalang terselenggaranya Kejuaraan Matematika Shinkenjuku (Shinkenjuku Mathematics Championship/SMC) 5.0. Karena digelar online, kompetisi diikuti lebih banyak peserta.
“Mulai tahun ini, kompetisi SMC 5.0 terbuka untuk umum, tak hanya peserta kursus di Shinkenjuku. Jadi, meski pandemi, kompetisi tetap ramai peminat,” kata Presiden Direktur PT Benesse Indonesia, Keiko Toyoizumi dalam keterangan pers, Jumat (5/2/21) selaku penyelenggara SMC 5.0 Online.
Sebagai informasi, Shinkenjuku adalah model pembelajaran matematika di sekolah dasar yang diadaptasi dari Jepang. Lewat konsep ‘Mengerti itu Menyenangkan’ yang diajarkan dalam Shinkenjuku, belajar matematika menjadi lebih mudah dan asyik.
Toyoizumi menambahkan, perhelatan SMC 4.0 terakhir kali dilaksanakan pada Juli 2020. Banyak anak dari peserta kursus Shinkenjuku yang berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.
“Kali ini kami lebih gembira lagi, karena ternyata banyak anak-anak diluar kursus Shinkenjuku yang ikut. Kompetisi makin ramai, persaingan makin ketat,” ucapnya.
Toyoizumi menyatakan komitmen akan menggelar kompetisi SMC secara rutin setiap tahunnya sebanyak 2 kali pada bulan Januari dan Juli. Ia berharap, lomba membuat anak lebih akrab dengan matematika dan pandai menggunakan konsep yang ada untuk memecahkan masalah dalam keseharian.
“Apalagi di masa pandemi covid-19 saat ini. Penting bagi anak dan orangtuanya untuk tetap optimis di masa sulit. Sehingga anak tetap dapat belajar, aktif berfikir dan belajar tentang kehidupan,” tuturnya.
Dengan demikian, lanjut Toyoizumi, anak dapat tumbuh dengan sikap positif dan tak pantang menyerah dalam kondisi sesulit apapun. Anak juga memiliki sikap optimis bahwa keinginan bisa tercapai asalkan mau bekerja keras dan berbelas kasih terhadap orang lain.
Manager of Shinkenjuku Customer Service, Kusumaninghayu Sihpudyastuty menjelaskan lebih lanjut, SMC merupakan kompetisi yang dapat mengasah dan mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pada anak-anak Indonesia.
“Kami membekali peserta lomba dengan persiapan materi berupa seri buku kemampuan berpikir, yaitu Kangaeru yang dirancang khusus dan terdiri dari soal-soal High Order Thinking Skill (HOTS). Diharapkan anak terbiasa berpikir dalam, kritis dan inovatif,” ucap Kusumaninghayu.
Ia mengungkapkan, antusiasme yang tinggi terlihat pada peserta lomba mulai dari rangkaian kegiatan try-out (uji coba), babak kualifikasi hingga final yang digelar mulai 16 Januari hingga berakhir pada 30 Januari 2021.
“Keseruan terlihat saat final SMC 5.0 Online, dimana anak berhasil melampaui babak kualifikasi dan bersemangat untuk memenangkan kejuaraan,” tuturnya.
Kusumaninghayu menambahkan, meski soal dibuat dengan kesulitan tinggi, namun anak berhasil mengerjakannya. Kemampuan itu dapat digunakan para siswa saat tumbuh menjadi dewasa yang berpikir secara mendalam, mandiri dan mampu menjawab setiap tantangan yang ada.
Sejalan dengan harapan itu, ibunda dari Rachel dan Michelle, siswa Kelas 3 SDK Penabur Agus Salim Jakarta, mengatakan, materi persiapan Kangaeru adalah bentuk soal yang berbeda. Hal itu membuat anak semangat untuk belajar dan merasa lebih tertantang untuk mengerjakan beragam soal matematika.
Pernyataan serupa dikemukakan ibunda dari Jehanaira, siswa kelas 3 SD Sains Al Biruni Bandung. Anaknya awalnya kurang tertarik dengan buku Kangeru karena secara selintas banyak soal-soal ceritanya. Namun, saat mencoba mengerjakan soalnya Jehan langsung tertarik
“Saya baca materinya bagus untuk anak berlatih logika dan berpikir secara kreatif. Jadi, matematika itu ternyata tak melulu tentang angka-angka. Dan satu lagi, program lomba SMC juga bagus untuk meningkatkan motivasi anak untuk berkompetisi,” ujarnya. (Tri Wahyuni)