MAKASSAR (Suara Karya): Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar bersama tim gabungan resmi menghentikan operasi pencarian korban kapal nelayan yang tenggelam di perairan Makassar, Selat Gusung, pada Rabu (13/6).
“Hari ini kami tutup setelah operasi nihil terhadap pencarian satu orang yang masih hilang,” kata Kepala Basarnas Makassar, Amiruddin di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (19/6).
Selain operasi pencarian dihentikan, kata dia, mengingat operasi sudah memasuki hari ketujuh setelah dilakukan pencarian sejak hari kejadian Rabu 13 Juni sampai 19 Juni 2018.
Penghentian tersebut, berdasar pada aturan Undang-undang nomor 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan. Serta pada Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 2011 tentang Angkutan di Perairan dengan batas maksimal pencarian tujuh hari sejak kejadian bencana.
“Kami juga sudah menemui pihak keluarga dan menyampaikan kepada masyarakat pulau Barrang Lompo dengan memberikan pengertian dan Alhamdulillah keluarga tidak mempermasalahkan,” ujarnya.
Berdasarkan data resmi yang dihimpun Basarnas Makassar bersama tim gabungan penyelamat jumlah korban kapal KM Arista yang tenggelam di perairan Makassar, Selat Gusung, berjumlah 73 orang penumpang.
Data tersebut diperoleh setelah dilakukan pertemuan empat RW di pulau setempat dengan rincian jumlah selamat 55 orang, korban meninggal dunia sebanyak 17 orang dan satu dinyatakan hilang atas nama Rusda (30).
Selain itu, pencarian sisa korban telah diperluas hingga 15 notical mil dari lokasi kejadian dengan menurunkan 100 orang personel dari Basarnas, BPBD Makassar, PMI Makassar, KPLP Pelabuhan Makassar, TNI Angkatan Laut, Polair Polda Sulsel, tim relawan SAR dari sejumlah kampus, namun belum membuahkan hasil.
“Seluruh korban yang meninggal dunia sudah kami diserahkan kepada pihak keluarga dan telah di makamkan di Pulau Barrang Lompo termasuk korban yang terakhir ditemukan,” katanya.
Sebelumnya, kejadian tenggelamnya kapal tersebut pada Rabu (13/6) pukul 12.45 WITA, karena kecelakaan di perairan Makassar Selat Gusung, Kecamatan Ujung Tanah Makassar.
Kapal yang dinakhodai Kila dengan puluhan penumpang itu, bergerak dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo, Kelurahan Barrang Lompo Makassar Kecamatan Sangkarrang, Makassar.
Di pertengahan jalan, kapal oleng dihempas ombak, diduga muatan berlebih bahkan memuat satu motor sehingga membuat kapal tidak bisa dikendalikan dan akhirnya terbalik dan selanjutnya karam.
Total korban dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa itu sebanyak 17 orang masing-masing Rita (31), Asriani (6), Marani (48), Marwah (42), Rahman (6), Dalima (46), Nio (50), dan Arsyam (1).
Selanjutnya, Sitti Aminah (60), Rahmawati (8), Arini (30), Rusdiana (37), Suryani (35), Soraya (6) dan Indriani (7), Yusril (4) dan Ramla Tahir (4). (Singgih)