Suara Karya

PKM UNJ Lakukan TKSI Guru – Guru PJOK di Desa Bulak Jatibarang Baru, Indramayu

JAKARTA (Suara Karya): Berbagai cara menjalankan program pemerintah yang tertuang dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dilakukan Fakultas Ilmu Keolahraga Universitas Negeri Jakarta (FIK UNJ). Salah satunya melalui Kerjasama Lembaga Penelitian dan pengabdian masyarakat (LP2M) UNJ dan Kemendikbud.

“Kerjasama dengan Kemendikbud melalui Balai Penggerak Guru (BPG) Banten lewat pelatihan bagi guru-guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) se Jatibarang dalam sosialisasi Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI), ” tegas Ketua pelaksana PKM, Prof. Dr. Johansyah Lubis, M.Pd di Jakarta, Kamis (15/8/2024).

Menurutnya LP2M selaras dengan program pemerintah yang masuk dalam DBON. Program tersebut memiliki Target jangka menengah dan Panjang 2021-2045. Pada tahun 2021-2024 partisipasi olahraga 40% dan kebugaran jasmani 30%.

Sedang tahun 2025 – 2029, partisipasi olahraga 42,5%, dan tingkat kebugaran jasmani 32,5%, tahun 2030-2034, partipasi olahraga 45%, kebugaran jasmani 35%. Selanjutnya tahun 2035-2039; Partisipasi Olahraga 47,5% dan kebugaran jasmani 37,5%, tahun 2040-2045; Partisipasi olahraga 50% dan Kebugaran Jasmani 40%.

Pertanyannya bagaimana perkembangan sampai saat ini? Semua itu sejalan dengan Kerjasama Lembaga Penelitian dan pengabdian masyarakat (LP2M) UNJ dan Kemendikbud melalui Balai Penggerak Guru (BPG) Banten lewat pelatihan bagi guru-guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) se Jatibarang dalam sosialisasi TKSI.

Menurutnya, UNJ yang memiliki Fakultas Ilmu Keolahraga merasa bertanggung jawab menyebarkan pengetahuan TKSI agar guru-guru PJOK mampu mengukur tingkat kebugaran siswa dan mampu meningkatkan kebugaran jasmani siswa di daerahnya masing-masing.

Pelaksanaan pelatihan ini bertempat di SMPN 1 Jatibarang, Kamis 15 Agustus 2024, dengan Narsum dari UNJ Prof. Dr. Johansyah Lubis, M.Pd (selaku ketua PKM) dan dari BPG adalah Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd (Kepala BGP Banten) dan Abdullah M.Pd (Widyaiswara PJOK).

Dikatakannya, TKSI adalah intrumen berupa batere tes dalam mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa yang terbagi atas 5 fase yaitu fase A (Kelas 1 dan 2), fase B (kelas 3 dan 4), Fase C (kelas 5 dan 6), Fase D (kelas 7, 8 dan 9), Fase E (kelas 10,11 dan 12). TKSI sendiri sudah dilakukan ujicoba kepada 8000 siswa di Indonesia.

Setelah Tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI) yang di gagas tahun 1984 oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Selama 20 tahun TKJI belum ada kebaruan lagi dan baru dikembangkan TKSI mulai 2021selanjutnya muncul asesmen lainnya untuk mengukur kebugaran.

Bahkan masih ditemukan guru-guru PJOK belum banyak yang familier tentang TKSI. Pelatihan ini memberi manfaat yang luar biasa bagi guru-guru yang merupakan ujung tombak dalam menjaga anak Indonesia tetap bugar. Dengan harapan, mampu menghadapi tantangan Indonesia Emas.

“Harapan kami sebagai akademisi bahwa tingkat kebugaran jasmani di ketahui oleh guru guru PJOK dan datanya mampu di akses oleh pemerintah yang berkepentingan secara individu, kelas maupun sekolah. Dengan harapan, bisa dilakukan kebijakan yang lebih baik yang berbasis data”tegas Johansyah lagi. (Warso)

Related posts