JAKARTA (Suara Karya): Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Bogor merupakan salah satu unit perguruan tinggi vokasi lingkup Kementerian Pertanian RI binaan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP].
Polbangtan Bogor melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diemban, berkewajiban mengupayakan terbentuknya generasi muda pertanian yang mampu mengelola pertanian dengan baik dan mewujudkan pertanian mandiri, maju, dan modern.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengajak generasi muda untuk sama-sama membangun sektor pertanian. Pasalnya, membangun pertanian membutuhkan SDM pertanian berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis.
“Regenerasi petani merupakan hal utama yang harus dipercepat dan menjadi fokus utama, selain peningkatan produksi dan produktivitas,” katanya.
Mentan Amran menambahkan, tak hanya jumlah, juga setiap individu pertanian harus membekali diri dengan pengetahuan serta keterampilan sesuai perkembangan zaman. Terlebih, pertanian telah menjadi isu global.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan secara rinci bahwa karakter yang harus dimiliki petani milenial adalah mampu bekerja keras, tekun, tidak mudah menyerah, maju terus pantang mundur dalam membangun pertanian Indonesia.
Guna meningkatkan minat petani terhadap dunia pertanian, Kementan melalui Polbangtan bekerjasama dengan Anggota Komisi IV DPR-RI, Kabupaten Cianjur menggelar Bimbingan Teknis [Bimtek] Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Petani di Kabupaten Cianjur.
Kegiatan Bimtek berlangsung Senin [10/6] di Gedung Anyelir Sangga Buana Resort & Convention Hotel. Bimtek diikuti 100 peserta terdiri atas petani kolotnial, penyuluh dan petani milenial. Bimtek diharapkan menggugah semangat petani dan penyuluh untuk mengembangkan pertanian di pedesaan.
Arif Nindyo Kisworo, ketua jurusan sekaligus narasumber Bimtek menyampaikan beberapa poin utama atau kunci sukses beternak kambing domba secara garis besar dibagi tiga yakni bibit, pakan dan manajemen.
“Bibit adalah awal penyediaan bahan baku produksi sehingga harus selektif dalam memilih bibit unggul seperti jenis domba, pertambahan bobot harian, jumlah kelahiran. Bibit menyumbang 30% pertumbuhan suatu ternak,” katanya.
Pakan merupakan faktor kunci keberhasilan beternak, kata Arif Nindya Kisworo, karena berkontribusi 70% biaya produksi. Efisiensi pakan sangat dianjurkan bagi peternak, untuk menekan biaya produksi seperti penggunaan pakan alternatif atau bahan pakan yang banyak tersedia di alam seperti rumput-rumputan, leguminosa atau kacang-kacangan, dedaunan, juga dapat menggunakan limbah pertanian maupun industri makanan.
“Sedangkan manajemen tidak terlepas dari peternak sebagai operator dalam kandang, penerapan SOP yang baik akan membuat produksi maksimal,” katanya lagi.
Arif Kisworo menambahkan, manajemen dibagi menjadi beberapa langkah seperti manajemen pemberian pakan, manajemen sanitasi atau kebersihan kandang, manajemen kesehatan, manajemen recording reproduksi.
Staf Ahli Bidang Peternakan Kabupaten Cianjur, Asep Adang menyatakan bahwa kondisi penyuluh di Kabupaten Cianjur masih mengelola tiga hingga empat desa binaan.
“Artinya, kalau dalam satu desa ada 10 kelompok tani dan setiap kelompoknya memiliki 25 anggota maka setiap penyuluh membina 750 hingga seribu petani,” kata Asep.
Dia mengingatkan, setelah pelaksanaan Bimtek maka peternak diharapkan dapat mengakses atau berkoordinasi dengan penyuluh setempat, sehingga ilmu yang didapatkan selama Bimtek dapat langsung dimanfaatkan di lapangan. (Boy)