Suara Karya

Resmi Berdiri, LAMWISATA Siap Tingkatkan Mutu Pendidikan Tinggi Pariwisata di Indonesia

JAKARTA (Suara Karya): Dunia pendidikan tinggi pariwisata Indonesia memasuki babak baru, dengan diresmikannya Lembaga Akreditasi Mandiri Bidang Pariwisata (LAMWISATA) pada 18 Agustus 2025.

Lembaga tersebut nantinya akan menjadi motor penggerak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi pariwisata di Indonesia.

Direktur Dewan Eksekutif (DE) LAMWISATA, Dr Tonny Hendratono MM menegaskan urgensi kehadiran LAMWISATA. Pasalnya, dari 507 program studi pariwisata yang ada di Indonesia, baru sekitar 20 persen yang berhasil meraih akreditasi A atau Unggul.

“Upaya peningkatan mutu tidak bisa hanya mengandalkan sistem penjaminan mutu internal. Perlu adanya sistem penjaminan mutu eksternal. Di sinilah peran penting LAMWISATA,” kata Tonny dalam acara sosialisasi LAMWISATA yang digelar secara luring dan daring, pada Jumat (19/9/25).

Tonny mengutip laporan Bank Dunia pada 2022 yang menyebut, mutu pendidikan yang baik berkorelasi langsung dengan daya saing global suatu negara.

“Lewat akreditasi dan pembinaan berkelanjutan, LAMWISATA diharapkan mampu mencetak human capital pariwisata yang kompetitif dan memberi dampak nyata bagi pembangunan nasional,” ujarnya.

Tonny menyebut bulan Agustus 2025 sebagai tonggak penting bagi dunia pendidikan tinggi pariwisata. Setelah perjuangan panjang selama dua tahun, Majelis Akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 18 Agustus 2025 lalu resmi menerbitkan 2 peraturan.

Pertama, Peraturan BAN-PT Nomor 17 Tahun 2025 tentang standar status unggul. Dan kedua, Peraturan BAN-PT Nomor 18 Tahun 2025 tentang perubahan kesebelas atas Peraturan BAN-PT Nomor 13 Tahun 2024 terkait program studi di bawah Lembaga Akreditasi Mandiri.

“Penerbitan peraturan ini menandai lahirnya LAMWISATA sebagai Lembaga Akreditasi Mandiri ke-8 di Indonesia, khusus untuk bidang pariwisata,” ucap Tonny.

Ia pun menyerukan dukungan semua pihak agar LAMWISATA dapat menjalankan amanah undang-undang dengan menjunjung nilai Profesional, Reliabel, Integritas, Transparan, dan Akuntabel (PRITA).

Hal senada dikemukakan Ketua Majelis Akreditasi (MA) LAMWISATA, Dr Nurbaeti MM, QRGP Katanya, kelahiran lembaga ini merupakan jawaban atas kebutuhan industri pariwisata akan sumber daya manusia yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing internasional.

“Pariwisata tidak bisa hanya bertumpu pada potensi alam dan budaya. Diperlukan SDM yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global. LAMWISATA hadir untuk menjawab kebutuhan itu,” ujarnya.

Landasan hukum berdirinya LAMWISATA juga berasal dari Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang pembentukan LAM, serta diperkuat oleh Permen Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 39 Tahun 2025.

“Dengan regulasi ini, akreditasi pendidikan tinggi pariwisata dipastikan lebih kredibel, transparan, dan sesuai standar mutu nasional maupun internasional,” tegasnya.

Nurbaeti mengungkapkan, LAMWISATA merupakan bagian dari kinerja Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (HILDIKTIPARI) Periode 2023-2027 dan mendapat dukungan penuh dari asosiasi profesi dan industri, seperti PHRI, GIPI, dan ASITA.

“Kepengurusan LAMWISATA dibangun inklusif, melibatkan PTN, PTS, PTKL, serta asosiasi profesi dan industri. Dengan demikian, mekanisme akreditasi benar-benar mencerminkan kebutuhan riil dunia pendidikan dan industri pariwisata,” ucap Nurbaeti.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Kementerian Pariwisata, BAN-PT, serta LAMSPAK dan LAMTEKNIK yang telah berbagi pengalaman.

“Ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada asosiasi pengusung, yaitu HILDIKTIPARI, PHRI, GIPI, ASITA, serta dukungan nyata dari dunia usaha, termasuk Artotel Group Learning Centre, Artotel Group, dan Vivere Hotel Artotel Curated,” katanya.

Meski menyadari tantangan tidak ringan, Nurbaeti optimistis, berkat dukungan lintas sektor, LAMWISATA mampu menjalankan mandatnya, yaitu meningkatkan mutu pendidikan tinggi pariwisata, membangun daya saing bangsa, sekaligus mendukung Indonesia sebagai destinasi unggulan dunia.

“LAMWISATA adalah hasil kolaborasi lintas sektor, bukan hanya akademisi, tetapi juga praktisi dan industri. Inilah wujud nyata semangat kebersamaan demi pendidikan tinggi pariwisata yang unggul dan berdaya saing global,” tutup Nurbaeti. (Tri Wahyuni)

Related posts