JAKARTA (Suara Karya): Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Immanul Haq menilai, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memiliki potensi besar untuk bertransformasi menjadi syarikah (perusahaan berbasis syariah), yang mampu mengelola keuangan dan layanan haji secara profesional dan terpadu.
“BPKH sudah memiliki basis profesionalisme yang kuat dalam bidang ekonomi syariah serta pelayanan publik, termasuk pengelolaan keuangan haji,” kata
Maman di Muamalat Tower, Jakarta, Senin (23/6/25).
BPKH, lanjut Maman, selain melayani pengelolaan keuangan haji, juga bisa langsung mengelola amanat Presiden Prabowo terkait pengembangan Kampung Indonesia untuk jemaah haji.
Sesuai arahan Presiden Prabowo, pengelolaan haji sebaiknya tidak berlarut-larut dan harus terintegrasi secara efisien. Salah satu usulannya adalah membangun infrastruktur pendukung haji seperti bandara dan hotel yang dikelola secara terpusat di Kampung Haji Indonesia.
“Jika kita punya bandara sendiri, tak lagi menyewa di tempat lain seperti To’ib, lalu menggabungkan beberapa hotel menjadi satu kompleks agar katering dan layanan lain bisa lebih terkoordinasi,” ujarnya.
Menurut Maman, pengelolaan haji saat ini masih menggunakan sistem syarikah, dengan pelaku usaha yang kurang memahami ekosistem haji Indonesia. Hal itu menyebabkan kurangnya kenyamanan dan kekompakan antara jemaah dan pembimbing, serta ketidaksepahaman dalam layanan.
“Bila syarikat yang ditunjuk tidak memahami ekosistem haji, lalu terjadi pemisahan yang tidak ideal antara kloter dan fasilitas seperti hotel, sehingga hubungan antara ibu dan anak, pembimbing dan yang dibimbing menjadi tidak optimal,” ucapnya.
Maman menekankan pentingnya peningkatan komunikasi dan diplomasi dengan otoritas Arab Saudi, agar regulasi yang berlaku bisa lebih menguntungkan jemaah haji Indonesia.
“Regulasi haji dibuat oleh Arab Saudi, karena itu kita harus cerdas dalam memahami dan menyesuaikan diri. Kunci utama ke depan bagi Kementerian Agama dan Badan Haji adalah meningkatkan komunikasi dan diplomasi agar jemaah Indonesia mendapat pelayanan terbaik,” pungkas Maman.
Dengan semangat profesionalisme dan sinergi ini, Maman berharap pengelolaan haji Indonesia dapat lebih berdaya saing, syariah, dan memberi pengalaman ibadah yang terbaik bagi seluruh jemaah. (Tri Wahyuni)