JAKARTA (Suara Karya): LEGOLAND Malaysia bekerja sama Kementerian Pendidikan Malaysia dan Trip.com menggelar kompetisi antar sekolah se-Asia bertajuk ‘LEGOLAND School Challenge 2025’ di Johor Baru, Malaysia, pada 22-23 September 2025.
“Acara tahunan tersebut kini dibuat dengan skala yang lebih besar dan lebih menantang dari sebelumnya,” kata Wakil Presiden LEGOLAND Malaysia Resort, Cs Lim dalam siaran persnya, Selasa (10/6/25).
Lim menjelaskan, kompetisi yang saat ini memasuki tahun ke-4 memberi kesempatan kepada siswa-siswi se-Asia untuk mewujudkan kreativitas tanpa batas.
“Sejak diluncurkan pada 2022, LEGOLAND School Challenge telah menjadi fenomena regional. Kompetisi ini kemudian menarik perhatian pelajar dari berbagai negara di Asia pada 2024,” tuturnya.
Lim berharap, kompetisi diikuti lebih banyak pelajar di Asia, karena pihaknya telah menyiapkan permainan yang lebih mendebarkan, dipenuhi fitur-fitur baru dan hadiah yang memacu imajinasi serta membangkitkan semangat untuk belajar.
Tema LEGOLAND School Challenge tahun ini ‘Sensasi Baru: Bangun Destinasi Impianmu’. Kompetisi terbuka untuk tiga kategori usia, yaitu usia 7–9 tahun, usia 10–12 tahun, dan usia 13–17 tahun.
Setiap tim terdiri dari 3-4 siswa dan 1 guru. Pendaftaran dibuka mulai 10 Juni hingga 30 Juni 2025 melalui website resmi LEGOLAND.
“Edisi 2025 ini menantang siswa untuk merancang destinasi perjalanan impian mereka dengan menggunakan balok LEGO. Apakah itu di dunia bawah laut futuristik, pulau imajinasi, atau negeri impian di antara bintang-bintang,” kata Lim bersemangat.
Untuk itu, lanjut Lim, peserta didorong untuk menggabungkan kreativitas, bercerita, dan keterampilan teknik dalam membangun untuk menghidupkan destinasi-destinasi ajaib.
“Hadiah kompetisi tahun ini tak boleh dilewatkan. Hadiah utama untuk kategori utama dan kategori sekunder adalah perjalanan wisata ke LEGOLAND Korea. Untuk kategori junior, merasakan liburan ke LEGOLAND Malaysia,” ujar Lim.
Dalam kompetisi tahun ini, ditampilkan adu kecepatan dalam membangun dengan balok LEGO. Lima tim finalis teratas di setiap kategori akan bersaing secara langsung di depan panel juri dan penonton.
“Mereka akan berlomba melawan waktu untuk membuat bangunan LEGO asli dalam rentang waktu 45 menit,” katanya.
Setiap tim finalis juga akan menikmati menginap 3D2N di LEGOLAND Hotel, menerima trofi LEGO eksklusif, set LEGO yang menarik, dan Annual Pass ke LEGOLAND Malaysia Resort.
Lim menuturkan kisah yang diharapkan dapat menginspirasi inovator muda, yaitu Nathanael Yap, pemenang Grand Prize tiga kali berturut-turut.
Nathanael mengungkapkan, “Menjadi bagian dari LEGOLAND School Challenge selama 3 tahun berturut-turut adalah salah satu bagian terbaik dari kehidupan sekolah saya,” tegasnya.
Nathanael mengaku senang karena bisa bekerja sama dengan teman-teman setiap tahun, memecahkan masalah dengan cara yang kreatif, dan membangun sesuatu yang dibanggakan, balok demi balok.
“LEGO mengajarkan saya betapa menyenangkannya belajar ketika kita bisa berpikir secara ‘out of the box’,” kata Nathanael.
Meski sudah lulus dari sekolah dan tidak bisa ikut berpartisipasi lagi, Nathanael mengungkapkan, pengalaman selama ikut kompetisi tetap melekat pada dirinya.
“Saat saya membahas kuliah dan mulai berpikir lebih serius tentang masa depan, saya menyadari betapa banyak tantangan di LEGOLAND yang membantu membentuk minat saya, terutama bidang desain, rekayasa, dan pemikiran kreatif,” tuturnya.
Ia bersemangat untuk melihat apa yang akan dibangun oleh para peserta tahun ini. “Semoga peserta tahun ini dapat memanfaatkan kesempatan untuk mendorong diri lebih maksimal dan menemukan apa yang mereka mampu lakukan,” ujarnya.
Cerita Nathanael mencerminkan inti dari tantangan LEGOLAND School Challenge, yaitu memberdayakan pikiran muda untuk mengeksplorasi, membayangkan, dan menciptakan.
Sebagai acara yang berpusat pada DNA LEGO, peserta dapat belajar melalui bermain. Hal itu akan membantu mengembangkan keterampilan penting seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan inovasi pada pemimpin masa depan.
Sementara itu, Manajer Umum, Trip.com Malaysia, Stephane Thong berpendapat, Trip.com sebagai platform global berusaha untuk menyatukan orang-orang dari berbagai budaya dan latar belakang, menciptakan dunia yang lebih baik melalui kekuatan perjalanan. (Tri Wahyuni)