JAKARTA (Suara Karya): Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jauh-jauh hari sudah mengajukan sembilan kadernya untuk dijadikan cawapres pendamping Prabowo. Sayangnya, Gerindra lebih memilih Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
“PKS selaku rekan koalisi harus legawa bila Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dipilih menjadi calon wakil presiden pendamping Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019,” ujar politisi Partai Gerindra, Biem Triana Benyamin, usai mendeklarasikan pasangan capres dan cawapres Prabowo-Anies, di Jakarta, Minggu (10/6).
Sembilan kader PKS yang yang terlah diajukan sebelumnya, adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.
Kemudian, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al’Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera
“Kami inginkan mereka nanti semua legawa. Ini untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Biem.
Dia mengatakan, majunya Prabowo-Anies harus dilihat dalam konteks kepentingan yang lebih besar, yakni secara nasional.
Menurut dia, jika tak ada perubahan kepemimpinan pada 2019, Indonesia akan semakin terpuruk dengan utang luar negeri yang terus meningkat.
Biem mengaku, telah berkomunikasi dengan PKS ihwal deklarasi pasangan Prabowo-Anies.
Bahkan, katanya, tak ada larangan dari PKS saat dia hendak mendeklarasikan pasangan Prabowo-Anies.
Apalagi, sambung Biem, dalam survei internal Gerindra, elektabilitas pasangan Prabowo-Anies sangat tinggi.
“Dan saya melihat ini mereka (PKS) akan legawa. Mereka akan melihat ini kepentingan bangsa dan negara. Karena melihat 2019 ini momen ini dimana, kalau Indonesia ada perubahan akan lebih baik, maju,” ujar Biem. (Gan)