JAKARTA (Suara Karya): Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi momentum bagi lembaga Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop) untuk membuat ‘policy brief’ yang mengajak dunia pendidikan untuk ikut peduli terhadap makanan sisa (waste food).
“Policy brief ini nantinya akan kami serahkan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, agar materi tentang ‘waste food’ bisa disisipkan dalam pembelajaran,” kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur SEAMEO Biotrop, Dr Elis Rosdiawati dalam diskusi media, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/6/25).
Hadir dalam kesempatan yang sama, Deputi Direktur Program SEAMEO Biotrop, Dr Doni Yusri.
Masalah sampah makanan sisa mendapat perhatian dari SEAMEO Biotrop, karena jumlahnya yang terus bertambah setiap tahun. Data Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan, limbah makanan mencapai 1,3 miliar ton setiap tahunnya secara global.
“Limbah makanan sisa, sebenarnya masalah global. Bila dihitung secara ekonomi, ada kerugian sebesar Rp107 triliun hingga Rp346 triliun per tahun dari besaran limbah makanan tersebut,” ujarnya.
Sedangkan data nasional merujuk kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2021, yang menunjukkan besaran food loss and waste (FLW) di Indonesia mencapai 23 juta hingga 48 juta ton per tahun.
“Melihat angkanya yang begitu besar, sudah waktunya urusan limbah makanan sisa ini diketahui siswa, termasuk orangtuanya agar kebiasaan membuang makanan tidak berkepanjangan,” tuturnya.
Elis menyebut beberapa cara untuk mengurangi limbah makanan sisa dalam rumah tangga, yaitu perencanaan menu yang matang; memperhitungkan kebutuhan anggota keluarga untuk menghindari pembelian makanan secara berlebihan.
“Simpan makanan secara tepat, dengan memastikan suhunya sesuai, agar tetap segar lebih lama. Serta mencari cara untuk memanfaatkan sisa makanan menjadi hidangan baru, atau mengolahnya menjadi pupuk kompos,” katanya.
Ditanya kapan policy brief akan diserahkan ke Kemdikdasmen, Elis mengatakan, dalam waktu dekat. Pihaknya telah melakukan sejumlah konsultasi dengan lembaga baik di dalam maupun luar negeri (sebagai bagian dari SEAMEO), untuk kemudian dibuat narasinya.
Sekadar informasi, policy brief atau dokumen singkat yang berisi analisis mendalam tentang suatu isu kebijakan, lengkap dengan rekomendasi tindakan yang jelas dan ringkas. Dokumen tersebut nantinya akan diserahkan ke pembuat kebijakan, sebagai dasar dalam membuat program.
Selain penelitian dasar, SEAMEO Biotrop terlibat dalam program yang bersifat terapan. Salah satunya penanganan limbah makanan. Lembaga tersebut memiliki program
pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah makanan yang baik.
Dengan demikian, SEAMEO Biotrop memiliki peran penting dalam berbagai aspek kajian limbah makanan, mulai dari penelitian dasar hingga program-program terapan yang lebih luas.
“Tujuan akhir dari kebijakan waste food di Biotrop adalah menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Hal itu juga berkontribusi pada upaya pengurangan emisi gas rumah kaca yang terkait dengan pembuangan limbah makanan,” kata Elis menandaskan. (Tri Wahyuni)