JAKARTA (Suara Karya): Manajemen Siloam Hospitals Jember, Jawa Timur, dr. Sherrvy Eva Wijayaningrum, menegeskan pentingnya edukasi rumah sakit dalam memberikan informasi kesehatan dan pencegahan penyakit kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan edukasi tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup di masyarakat.
Untuk melakukan edukasi ini, Siloam Hospitals Jember bekerja sama dengan tujuh perusahaan asuransi. “Jalinanan kerja sama ini guna peningkatan layanan kesehatan dapat tercapai sekaligus mengedukasi para rekan asuransi sebagai reminder bahwa aspek kesehatan senantiasa perlu diperhatikan,” tutur dr. Sherrvy.
Dr. Sherrvy juga memberikan edukasi terkait Diabetes Melitus (DM) kepada 15 peserta sebagai rekanan asuransi.
Dikatakannya, Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Dokter spesialis penyakit dalam ini juga menyampaikan kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas terganggu dalam memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
“Faktor penyebab adanya Diabetes adalah riwayat keluarga atau aktivitas fisik yang tidak seimbang. Gejala yang timbul pada penderita bisa dilihat dari mudah mengantuk, berat badan turun, luka sukar sembuh, mudah lapar, susah tidur dan kerap merasa kehausan,” kata dr. Sherrvy.
Menurutnya, cara pengobatan dan penyembuhan diabetes melitus melalui lima pilar utama, yaitu :
Memenuhi informasi kesehatan melalui edukasi dan deteksi dini, mengatur pola makan, berolahraga secara benar dan teratur, mengkonsumsi obat dan memantau gula darah secara mandiri.
“Tubuh manusia pun dapat gagal ‘membakar’ gula darah apabila kurang istirahat atau asupan gula terlampau tinggi pun respon insulin terganggu,” tutur dr. Sherrvy. (Bayu)