Suara Karya

‘Warisan’ Program MENTARI akan Menjadi Rujukan Transisi Energi Bersih di Indonesia

JAKARTA (Suara Karya): Program Energi Rendah Karbon Inggris-Indonesia (MENTARI) merayakan kesuksesan 5 tahun kolaborasi yang berdampak di sejumlah daerah di Indonesia.

‘Warisan’ program tersebut akan menjadi rujukan transisi energi bersih di Tanah Air.

“Kementerian ESDM akan memanfaatkan hasil dari MENTARI untuk percepatan listrik pedesaan di wilayah Timur,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana dalam acara ‘MENTARI Day’ di Jakarta, Kamis (3/6/25).

Hadir dalam acara, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Matthew Downing; Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo; mitra dan pemangku kepentingan.

Dalam MENTARI Day dipamerkan capaian program. Puncaknya adalah proyek interaktif dan penyerahan simbolis hasil kinerja MENTARI, mulai dari model pembiayaan inovatif hingga solusi di lapangan, dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI.

Serah terima itu menggarisbawahi bagaimana ‘warisan’ MENTARI akan menjadi rujukan dan inspirasi dalam upaya transisi energi bersih di Indonesia ke depan.

MENTARI dimulai pada 2020, di tengah pandemi covid-19 dan terus berkembang pesat selama 5 tahun terakhir untuk mendukung transisi energi di Indonesia.

Salah satu hasil kinerja MENTARI yang paling menonjol adalah Kajian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang merekomendasikan revisi kebijakan TKDN melalui pendekatan bertahap, dan mendorong permintaan melalui proyek-proyek utama seperti program penggantian diesel PLN, serta mendukung produsen lokal dengan insentif finansial, peningkatan teknologi, dan penyederhanaan perizinan.

Langkah-langkah itu penting untuk memperkuat ekosistem manufaktur panel surya dan baterai dalam negeri, serta mempercepat transisi energi yang adil di Indonesia.

MENTARI juga mendorong investasi energi terbarukan melalui skema Viability Gap Fund (VGF) yang inovatif bersama PT SMI.

Lewat hibah sebesar Rp 21 miliar melalui skema pembiayaan campuran, MENTARI membantu membuka pendanaan untuk tiga pembangkit listrik tenaga air baru yang dikembangkan PT Brantas Energi di Lombok (Nusa Tenggara Barat), Bali dan Sumatera Barat dengan kapasitas gabungan sebesar 7,1 MW.

Hibah yang didanai Inggris itu menutupi sebagian dari belanja modal proyek dan menarik total investasi sekitar Rp210 miliar. Inisiatif itu menunjukkan bagaimana kolaborasi publik-swasta dapat mempercepat infrastruktur energi bersih yang dapat direplikasi.

MENTARI juga membangun jaringan listrik mini bertenaga surya berkapasitas total 95 kWp di Desa Mata Redi dan Mata Woga di Sumba Tengah (Nusa Tenggara Timur).

Akses listrik tersebut mampu menyinari 238 rumah tangga dan fasilitas umum, serta 16 usaha mikro dan kecil yang tidak memiliki listrik.

Sistem energi terbarukan milik masyarakat itu telah berdampak positif bagi kehidupan sehari-hari secara signifikan, karena toko-toko dapat tetap buka hingga malam, klinik kesehatan dapat menyimpan obat-obatan di dalam lemari pendingin, dan anak-anak dapat belajar di bawah penerangan listrik di malam hari.

Berangkat dari keberhasilan fase pertama, fase lanjutan dari program MENTARI saat ini sedang dirancang di dalam kerangka Kemitraan Strategis Inggris–Indonesia yang lebih luas.

Fase berikutnya adalah mendukung target iklim dan energi Indonesia, serta memastikan bahwa kerja sama erat antara Inggris dan Indonesia di sektor energi terus berkembang.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia,vMatthew Downing menegaskan, selama 5 tahun terakhir, MENTARI telah menjadi program unggulan yang memperkuat kerja sama antara Inggris dan Indonesia di sektor energi rendah karbon.

Program itu telah memberi manfaat nyata bagi masyarakat di Sumba Tengah, menjembatani kesenjangan antara pengembang proyek dan investor serta memberi dukungan teknis dan kebijakan guna mendorong transisi energi di Indonesia.

Perjanjian Kemitraan Strategis Inggris-Indonesia yang baru tengah dipersiapkan, merujuk pada kesepakatan Perdana Menteri Keir Starmer saat bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di London pada 2024 lalu.

Hal senada disampaikan Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo. Proyek percontohan MENTARI di Mata Redi dan Mata Woga telah menyalurkan listrik ke rumah-rumah dan pelaku usaha lokal.

Proyek-proyek MENTARI di lapangan telah menghadirkan energi berkelanjutan bagi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau Listrik, dan hal ini bisa direplikasi di lebih banyak desa di Indonesia. (Tri Wahyuni)

Related posts