JAKARTA (Suara Karya): Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Sesjen Kemdikbudristek), Suharti menerima penghargaan sebagai International Alumni of the Year 2023 dari Australian National University (ANU) di Canberra, Senin (27/11/23).
Penghargaan tersebut diberikan atas peran Suharti dalam pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan kesejahteraan sosial.
Selain juga mendukung penerapan perencanaan berbasis data, dan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender.
“Penghargaan juga diberikan karena peran saya dalam penanganan pandemi covid-19 di Jakarta,” katanya usai menerima penghargaan.
Suharti mengatakan, pengetahuan dan keterampilan yang didapatnya selama belajar di ANU telah memberi landasan bagaimana cara ia bekerja, yang mendukung perjalanan kariernya.
Ia pernah menduduki posisi sebagai Direktur Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Bappenas; Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemdikbud; Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman; dan saat ini sebagai Sesjen Kemdikbudristek.
Suharti menambahkan, dibalik semua kesuksesan yang diraih, ada dukungan yang luar biasa dari supervisor dan advisor, pimpinan, kolega, dan para staf yang bekerja dengannya. Dan yang tak kalah penting, anak laki-laki semata wayangnya, dan para sahabat yang selalu membersamanya.
Suharti diusulkan sebagai penerima penghargaan dari banyak pihak, termasuk School of Demography, tempat ia menimba ilmu untuk program doktoral di ANU. Serta pihak di Indonesia yang pernah bekerja sama, dan komunitas alumni yang melihat bagaimana komitmen Suharti dalam bekerja untuk Pemerintah Indonesia.
Penghargaan diserahkan Julie Bishop sebagai Chancellor ANU, yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Australia periode 2013-2018.
Penetapan penerima penghargaan dilakukan melalui seleksi yang ketat dengan mempertimbangkan dampak dan kontribusi nyata yang dimiliki calon dalam profesi, komunitas, atau bidang keahliannya.
Pertimbangan lain adalah pelayanan. Calon penerima harus memiliki komitmen untuk memperbaiki kehidupan orang lain di komunitasnya atau masyarakat secara umum melalui profesi yang dijalani.
Calon juga harus mendapat pengaruh dari ANU atas karier dan prestasi. Bagaimana calon tetap terlibat dalam komunitas universitas. (Tri Wahyuni)

