Suara Karya

Perjuangan Berliku Mahasiswa di Gorontalo Ikut Seleksi Kampus Mengajar

GORONTALO (Suara Karya): Mahasiswa Universitas Bina Mandiri Gorontalo, Sri Yolanda Hasan tak menyangka bakal diterima sebagai peserta Program Kampus Mengajar angkatan 5 yang akan bertugas pada 20 Februari 2023.

Perempuan yang akrab dipanggil Yolan ity mengaku sempat frustasi sebelumnya, lantaran berkas lampiran yang akan diunggah terkendala, lantaran kondisi internet yang tidak stabil. Tak ingin gagal, ia ‘numpang’ jaringan internet milik tetangga.

“Lega sekali begitu nama saya lolos untuk ikut tes tertulis. Perjuangan saya numpang internet di tetangga jadi tak sia-sia,” kata putri dari pasangan Ridwan Hasan dan Osin Ismail sambil tertawa kecil.

Selain itu, lanjut Yolan, latar belakang pendidikan juga tak berkaitan dengan pendidikan. Ia mengambil program studi S1 manajemen semester 4.

“Saya senang karena Kampus Mengajar juga memberi kesempatan kepada mahasiswa prodi non pendidikan,” kata Yolan yang ditemui di sekolah penempatannya, di SDN 99 Kota Gorontalo, Kamis (16/2/23).

Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Sekolah SDN 99 Kota Gorontalo, Zenab Moka, Femmy Rauf dan Faradillah Dungga dari BPMP Provinsi Gorontalo.

Terpilih sebagai peserta Program Kampus Mengajar memberi kebanggaan bagi Yolan dan ayahnya yang sehari-hari berdagang daging. Ia, tak hanya menjadi satu-satunya yang kuliah dalam keluarga, tetapi juga terpilih dalam program pemerintah.

“Saya akan serius dalam menjalankan tugas ini sampai selesai, agar tidak memalukan nama keluarga,” kata Yolan yang mendapat sekolah penempatan di SDN 99 Kota Gorontalo itu.

Kebanggaan serupa juga disampaikan Ilham Arief, mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Gorontalo. Karena Program Kampus Mengajar akan dijadikan sebagai kawah candradimuka baginya sebelum menjadi guru.

“Program ini sikron sekali dengan ilmu yang dipelajari saya di kampus. Saya jadi bisa belajar, sebelum benar-benar menjadi guru setelah lulus,” ujar Ilham dalam kesempatan terpisah, Jumat (17/2/23).

Ia mengaku sempat tak percaya namanya lolos seleksi. Karena persaingan sangat ketat. “Di kampus saya saja, yang mendaftar banyak. Belum dari kampus lain di Gorontalo,” ujarnya.

Ia mengaku telah mempersiapkan beragam model pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah penempatannya di SDN 46 Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Hal itu diperolehnya setelah mendapat pembekalan dari Kemdikbudristek dan diskusi panjang dengan dosen pembimbing lapangan (DPL).

“Karena target program ini terjadi peningkatan literasi dan numerasi bagi siswa SD dan SMP, pas dengan ilmu yang saya pelajari di kampus. Semoga tak ada kendala dalam pelaksanaannya,” ucap Ilham.

Yolan dan Ilham merupakan dua dari 101 mahasiswa asal Gorontalo yang lolos seleksi Program Kampus Mengajar Angkatan 5. Sedangkan jumlah peserta secara nasional sebanyak 21.045 mahasiswa dari 700 perguruan tinggi di Indonesia.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam acara pelepasan mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 secara virtual, Jumat (17/2/23) menegaskan, mahasiswa peserta program tidak semuanya dari program studi pendidikan atau keguruan.

Karena kesempatan mengabdi bagi kemajuan pendidikan di Indonesia tidak melihat latar belakang keilmuan. Yang penting mahasiswa tersebut bertekad memberi kontribusi positif bagi sekolah tempat mereka ditugaskan.

Tim Kampus Mengajar bekerja sama dengan berbagai pihak telah mempersiapkan para mahasiswa untuk menjalani peran mereka sebagai mitra guru melalui serangkaian kegiatan pembekalan.

Selama tiga minggu, mahasiswa mendapat beragam kompetensi dasar seperti paedagogis, manajemen kelas, strategi literasi dan numerasi, serta implementasi Kurikulum Merdeka.

Selain itu, mereka juga dibekali dengan pengetahuan terkait komunikasi dan adaptasi budaya serta materi-materi lainnya yang dapat membantu mereka selama menjalani penugasan.

Dengan modal ilmu pengetahuan dari kampus masing-masing, ditambah materi pembekalan, Mendikbudristek percaya mahasiswa telah siap untuk terjun langsung ke lahan pengabdian, yaitu 5 ribu sekolah tingkat SD dan SMP di seluruh Indonesia.

Nadiem menegaskan, Program Kampus Mengajar angkatan sebelumnya telah membuktikan, meski hanya berlangsung selama satu semester, namun upaya itu memberi dampak pembelajaran yang luar biasa. Selain meninggalkan kesan yang begitu mendalam bagi siswa dan guru di sekolah. (Tri Wahyuni)

Related posts