Suara Karya

Oleh: Rien Safrina, Helena Evelin Limbong dan RM Aditya Andriyanto
PKM Tim Dosen FBS UNJ Berikan Pelatihan Menciptakan Lagu Pada Guru Taman Kanak – Kanak

JAKARTA (Suara Karya): Berbagai cara dilakukan Dosen – Dosen Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Jakarta (FBS UNJ) dalam menciptakan lagu pada anak – anak usia dini. Melalui pertimbangan itulah diberikan pelatihan pada 16 guru Taman Kanak-Kanak Labschool Rawamangun, Jakarta.

Penciptaan lagu anak-anak merupakan kegiatan yang penting dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Lagu tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran, tetapi juga sebagai alat untuk mengembangkan kreatifitas dan sarana berekspresi bagi anak-anak.

Lagu anak yang digunakan oleh guru-guru Taman Kanak-Kanak sudah cukup banyak tersedia di pasaran. Namun kebanyakan lagu-lagu tersebut adalah lagu utuh, atau lagu yang berbentuk unisono, yang melodi dan liriknya dinyanyikan secara bersamaan dari awal sampai akhir. Lagu-lagu jenis ini sangat bagus untuk menanamkan keterampilan bayangan nada terutama unsur music melodi.

Sedangkan untuk penanaman unsur music harmoni, diperlukan lagu yang minimal terdiri dari dua suara atau lebih. Namun untuk anak usia dini, cukup sulit bila mereka harus menyanyikan lagu dua atau tiga suara dengan melodi yang berbeda. Untuk kebutuhan penanaman unsur harmoni yang paling lazim digunakan adalah lagu Kanon.

Lagu kanon adalah lagu yang sebetulnya terdiri dari melodi yang sama, tetapi dalam menyanyikannya tidak dimulai bersamaan. Hal ini menyebabkan terjadinya harmoni, salah satu unsur music yang penting untuk ditanamkan pada anak-anak. Lagu kanon dalam Bahasa asing cukup banyak tersedia, tetapi lagu kanon dalam Bahasa Indonesia sangat terbatas, sehingga guru kekurangan bahan lagu kanon untuk dipelajari di kelas.

Berangkat dari berbagai kondisi ini, dosen- dosen Pendidikan Seni Musik FBS UNJ berniat menindaklanjuti pelatihan ini dalam bentuk yang spesifik yaitu pelatihan mencipta lagu Kanon untuk guru Taman Kanak-kanak. Pelatihan ini juga memfokuskan pada bentuk publikasi karya ke Taman Kanak-Kanak sebagai salah satu alternatif menambah koleksi lagu anak di sekolah.

TK Labschool

Peserta pelatihan adalah 16 guru Taman Kanak-Kanak Labschool Rawamangun yang tidak mempunyai latar belakang Pendidikan Musik. Pelatihan dimulai dengan melatih bayangan nada para guru, dengan cara menyanyikan tangga nada mayor (do, re, mi, fa, sol, la, si do) dengan menggunakan hand-sign yang digagas oleh ahli Pendidikan music dari Hongaria, Zoltan Kodaly.

Tujuan pelatihan mencakup empat hal:

Mengajarkan konsep dasar penciptaan lagu kanon sederhana

Meningkatkan keterampilan guru dalam menciptakan lagu kanon, yang dapat digunakan untuk menanamkan unsur music harmoni pada anak-anak

Mengajarkan cara menanamkan unsur harmoni melalui penggunaan lagu kanon.

Memberikan kesempatan kepada dosen dan mahasiswa musik untuk berbagi ilmu terutama dalam bidang music

Seni menciptakan lagu Kanon

Lagu kanon, yang juga dikenal sebagai lagu “rounds”, telah lama menjadi bagian penting dalam Pendidikan music anak-anak. Melodi yang menyenangkan ini, dengan suara yang saling tumpang tindih dan harmoni yang ceria menarik perhatian anak-anak dan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap music.

Inti komposisi lagu kanon adalah terletak pada konsep imitasi, di mana satu suara meniru suara lainnya, menciptakan rasa interaksi dan dialog di antara penyanyi. Lagu kanon juga dapat dipahami sebagai lagu yang ‘bersahut-sahutan’, karena memulai lagu ada pengaturan waktunya.

Kunci untuk membuat lagu kanon yang efektif adalah terletak pada pengaturan waktu imitasi yang dilakukan. Imitasi biasanya diperkenalkan setelah sejumlah melodi dan irama tertentu pada suara pertama. Penundaaan ini memungkinkan suara pertama atau melodi utama untuk memantapkan diri dan memberikan titik referensi yang jelas utuk suara-suara berikutnya.

Pertimbangan Struktural

Struktur lagu kanon biasanya ditentukan oleh jumlah suara dan pengaturan waktu imitasinya. Struktur umum termasuk kanon dua bagian, kanon tiga bagian, dan bahkan pengaturan yang lebih kompleks. Pengaturan waktu imitasi dapat bervariasi, menciptakan efek ritmis dan harmonis yang berbeda. Misalnya, kanon dengan penundaan satu ketukan menghasilkan tekstur yang padat, sedangkan penundaan dua ketukan atau lebih menghasilkan suara yang lebih luas dan berlapis-lapis.

Pada pelatihan kali ini, guru-guru diminta untuk membuat lagu kanon sederhana, yang artinya menggunakan melodi dengan motif repetisi dengan jarak interval sederhana. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan lagu kanon adalah: kesederhanaan melodi dan lirik, penggunaan nada yang tidak terlalu tinggi, penggunaan wilayah nada yang berada dalam satu oktaf, interval nada yang dekat, dan menggunakan motif melodi pengulangan (repetisi).

Untuk memulainya, guru dibagi dalam empat kelompok, masing-masing beranggotakan empat orang. Setiap kelompok diminta untuk menentukan melodi dan ritmik sederhana, di mana setelah itu mereka diminta untuk menentukan pengaturan waktu imitasi yang dilakukan. Selama proses penciptaan, para dosen dan mahasiswa ikut mendampingi dan memberi masukkan pada guru-guru, agar proses pembuatan lagu kanon berjalan lancar. Setelah lagu kanon tercipta, mereka diminta untuk menyanyikannya secara kelompok.

Setelah dilatih selama tiga hari, guru-guru dapat menciptakan dan menyanyikan lagu kanon sederhana yang mereka buat. Contoh lagu kanon ciptaan guru-guru:

Dapat disimpulkan kegiatan pelatihan menciptakan lagu kanon adalah usaha yang bermanfaat yang memupuk perkembangan music dan mendorong kreatifitas guru-guru taman kanak-kanak Labschool Rawamangun Jakarta. Dengan bimbingan dosen dan mahasiswa music, para guru dapat membuat lagu kanon yang menarik dan edukatif yang dapat mereka gunakan di kelas. ****

 

 

Related posts