JAKARTA (Suara Karya): Martabak Pizza Orins meraih sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Peraihan sertifikat halal itu diharapkan dapat menyakinkan hati Orins Holic, sebutan untuk para pencinta Martabak Pizza Orins.
“Lewat pencantuman logo halal ini, diharapkan tak ada lagi keraguan di masyarakat,” kata Pendiri dan CEO Orins Group, Sonny Arca Adryanto usai acara serah terima sertifikat halal di kantornya, wilayah Kelapa Dua, Kota Tangerang, Banten, Jumat (19/7/24).
Sertifikat halal tersebut diserahkan langsung oleh Analis Kebijakan Ahli Madya BPJPH, Muhammad Jamaludin.
Hadir dalam kesempatan yang sama, auditor dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Muslih; dan Direktur Utama PT Martabak Pizza Orins, Bonny Tofani Antonio beserta jajarannya.
Sonny menjelaskan, pihaknya melakukan banyak inovasi agar martabaknya dikenal dan disukai masyarakat, terutama kalangan muda. Terbukti, Orins mampu bertahan ditengah gempuran bisnis serupa di masyarakat.
“Kami selalu update dengan selera gen z. Ketika tren dengan kehadiran menu mentai, kami buat. Termasuk saus pedas Korea, samyang. Kalau martabak manis, kami juga punya dengan topping Nutella atau cita rasa matcha,” tuturnya.
Nama Orins makin berkibar ketika mengeluarkan martabak manis berukuran mini seharga Rp14 ribu. Produk tersebut pas dengan kantong pelajar, maupun orang-orang yang ingin martabak sendirian.
Pertumbuhan Orins sejak didirikan pada 2011 terus meningkat. Merek tersebut kini memiliki 89 outlet yang tersebar di 17 kota di Indonesia. Kedepan, Orins akan melaju di wilayah Timur dan Barat Indonesia.
“Alhamdulillah, inovasi yang dilakukan Orins menarik hati masyarakat, terutama kalangan muda. Tak ada target khusus, tapi tahun depan kita akan mulai garap wilayah Timur dan Barat Indonesia,” kata Sonny yang dibenarkan sang kakak, Bonny Tofani Antonio.
Soal upaya Orins dalam menjaga kehalalan produk, Sonny mengaku, pihaknya sudah menerapkan sistem jaminan halal dengan standar operasional prosedur (SOP) yang dijaga ketat.
“SOP itu wajib dilaksanakan seperti pengecekan kualitas semua bahan baku dan proses pembuatannya. Mulai dari tepung, margarin, keju dan lainnya,” ujarnya.
Tak hanya bahan makan, lanjut Sonny, proses pengerjaannya juga harus perhatikan. Karena itu, pihaknya menerapkan sistem terpusat, dimana cabang tidak boleh beli bahan makanan sendiri. Semua bahan dikirim dari pusat.
“Termasuk penggunaan daging untuk martabak telur. Semua bahan bisa dilacak dari mulai pemotongan, penyimpanan dan penyajiannya, sehingga dijamin kehalalannya,” ujarnya.
Ditambahkan, mitra pemasok (supplier) Martabak Pizza Orins pun wajib menjamin kehalalan produk. Tim akan melakukan pengecekan langsung.
“Dengan begitu, selain rasanya yang spesial baik yang versi telor atau manis, halal juga perlu sebagai nilai tambah kepada pembeli atau pelanggan kami sendiri,” pungkas dia.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Madya BPJPH, Muhammad Jamaludin mengatakan, saat ini makanan halal sudah menjadi sebuah tren dan gaya hidup kekinian. Banyak pihak sudah memperhatikan terkait kehalalan suatu produk, khususnya pada bidang kuliner.
“Makanan yang sudah memperoleh sertifikat halal, tentunya terjamin mulai dari kebersihannya, bahan dan pembuatannya. Apalagi Presiden Jokowi mendorong Indonesia ke depan akan menjadi produsen halal terkemuka di dunia,” katanya.
Data Global Islamic Economy Indicator (GIEI) mencatat, Indonesia tahun ini sudah menduduki peringkat ketiga di dunia dan berada di bawah Malaysia serta Saudi Arabia.
Posisi Indonesia pada 2024 ini naik satu peringkat dari tahun kemarin yang mampu menggeser posisi Uni Emirat Arab dari posisi tiga menjadi empat untuk halal food.
“Kita menargetkan pada 2024 ini Indonesia menjadi fesyen halal dunia. Sertifikat halal ini akan menjadi nilai tambah produk dan banyak orang akan mencari produk yang sudah terjamin kehalalannya,” ucapnya. (Tri Wahyuni)