JAKARTA (Suara Karya): Hasil ujian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2018 diumumkan hari ini, Selasa (3/7). Tercatat ada 165.831 peserta yang lolos seleksi, atau 19,28 persen dari total peserta.
“Jumlah peserta SBMPTN 2018 tercatat ada 860.001 orang. Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu sebanyak 797.738 peserta,” kata Ketua Panitia Pusat SNMPTN 2018, Ravik Karsidi dalam penjelasannya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (3/7).
Ravik pada kesempatan itu didampingi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir beserta jajarannya dan Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang juga Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Kadarsah Suryadi.
Ravik mengaku belum tahu latar belakang tingginya minat peserta terhadap prodi akturia, mengalahkan prodi favorit pada kelompok sosial humaniora (soshum) yaitu manajemen, akutansi dan ilmu komunikasi. Untuk kelompok sains dan teknologi (saintek), prodi favorit adalah teknik informatika setelah kedokteran dan farmasi.
“Peminatan prodi ini terkait erat dengan kondisi lapangan kerja. Saat ini lagi trend profesi akturia dan komputer, karena itu tinggi minat orang belajar prodi tersebut,” ujar Ravik yang juga Rektor Universitas 11 Maret Surakarta (UNS) tersebut.
Ravik menyebutkan 10 PTN dengan jumlah pendaftar terbanyak yaitu Universitas Brawijaya (UB), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas 11 Maret Surakarta (UNS), Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Andalas (Unand).
Pada kesempatan itu Ravik menepis anggapan jika peserta dari Paket C sulit menembus SBMPTN. Karena tahun ini dari sekitar 1 ribu peserta paket C, ada 160 peserta yang diterima. “Kami tidak melihat asal sekolah, jika bisa menjawab soal maka siapa saja bisa diterima,” tuturnya.
Menristekdikri Mohamad Nasir meminta pada peserta SBMPTN yang tidak lolos untuk tidak bersedih. Pasalnya ada ribuan perguruan tinggi swasta (PTS) tersedia di Indonesia. Sebelum mendaftar, pastikan dulu kondisi PTS tersebut apakah aktif atau tidak lewat laman Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).
“Dalam laman itu terlihat jelas status PTS dan akreditasinya. Pilih yang berkualitas,” ujarnya.
Untuk peserta beasiswa Bidikmisi, Nasir menyebut ada sekitar 43.273 peserta atau 30 persen dari total peserta yang diterima. Panitia akan melakukan visiting ke rumah penerima Bidikmisi untuk membuktikan kebenarannya.
“Jika ternyata ekonomi keluarganya tidak miskin, maka statusnya tetap diterima. Namun, dimasuk dalam kelompok reguler yang biayanya ditetapkan kampus,” ujar Nasir.
Tahun ini panitia SBMPTN 2018 melakukan terobosan, yaitu memanfaatkan sistem android dalam proses ujian. Seperti dikemukakan Sekretaris Panitia Pusat SBMPTN 2018, Joni Hermana, pelaksanaan berlangsung baik, namun masih perlu perbaikan.
“Peserta mengeluh kesulitan membaca soal pada layar pada android yang ukuran relatif kecil. Dari aspek keamanan, karena menggunakan wifi, soal ujian rentan diretas (hack),” ucap Joni yang juga Rektor Universitas Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu menandaskan. (Tri Wahyuni)