JAKARTA (Suara Karya): Desain baru perkuliahan dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang digulirkan Kemdikbudristek pada 2022 lalu membuat guru pemula lebih percaya diri. Tak hanya saat mengajar, tetapi juga saat berkomunikasi dengan orang lain.
Hal itu terlihat pada Juli Afriadi, lulusan Program PPG Prajabatan Angkatan I Tahun 2022 dari Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat. Meski sudah mengantongi gelar Magister Pendidikan, Juli menyatakan akan tetap menjadi guru.
“Saya sedang ikut seleksi Program Guru PPPK. Doakan semoga saya berhasil,” ujar pria dengan tutur kata yang teratur itu.
Ia akhirnya mengungkapkan latar belakang kuliah S2 di UNP, lagi-lagi demi meraih cita-citanya sebagai guru. “Gelar sarjana saya dari UIN Imam Bonjol. Ternyata lulusan UIN tidak bisa ikut Program PPG. Lalu saya ambil S-2 di UNP untuk prodi yang sama, yaitu matematika,” ujarnya.
Setelah lulus, Juli langsung ikut seleksi PPG Prajabatan dengan keyakinan bisa menjadi guru setelah lulus. “Tekad saya menjadi guru memang tinggi. Karena itu, saya jalani setiap langkah yang mengarah ke sana,” ucapnya.
Juli mengaku senang dengan model pembelajaran dalam Program PPG yang menekankan pada teori-praktik secara berulang. Sehingga kemampuan mengajar terus terasah.
Apalagi saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang membuat Juli harus bolak balik kampus ke sekolah atau sebaliknya. Meski ‘perkuliahan wara-wiri’ itu dirasakan melelahkan, tapi ia mengaku banyak mendapat pengalaman untuk bekal mengajar kelak.
Dalam PPL, lanjut Juli, ia tidak merasakan sendirian. Tak hanya dibimbing oleh dosen dari kampusnya, tetapi juga guru pamong di sekolah praktik yang sebagian besar berasal dari guru penggerak.
“Model pembimbingan ini membuat saya tidak merasa sendirian. Saya dibimbing secara serius. Hal ini yang membuat saya lebih percaya diri saat diberi tanggungjawab untuk mengajar. Karena saya punya bekal yang cukup dari para mentor,” kata Juli menegaskan.
Hal senada dikemukakan Ade Ronita, lulusan pendidikan fisika UNP yang mengikuti PPG Prajabatan Tahun 2022 Angkatan ketiga.
Ade yang sedang menjalani kegiatan PPL siklus pertama mengaku banyak mendapat pengalaman meski belum tuntas mengikuti program PPG.
“Waktu kuliah dulu, saat terjun ke sekolah saya merasa sendiri dan bingung. Di PPG saya dibimbing oleh dosen dan guru pamong. Ada kesempatan diskusi yang membuat saya percaya diri saat mengajar,” ujarnya.
Karena itu, ia mengajak para sarjana yang ingin menjadi guru profesional untuk ikut Program PPG Prajabatan agar bisa mengoptimalkan kemampuan diri. “Saya dulu orangnya pemalu dan suka gugup bicara di depan publik. Sekarang sudah tidak lagi. PPG membantu saya untuk lebih percaya diri sebagai seorang guru,” kata Ade menegaskan.
Sikap percaya diri yang muncul pada Juli dan Ade tak berlebihan, jika melihat desain baru perkuliahan PPG Prajabatan, yang berorientasi pada PPL, mengedepankan inkuiri, kebiasaan refleksi, dan terintegrasi dengan kampus, sekolah, serta masyarakat dengan menggunakan teknologi digital.
Lulusan PPG Prajabatan diharapkan mampu menjadi guru pemula yang profesional, menjadi teladan, pemelajar yang mampu mengembangkan rencana dan pelaksanaan, serta melakukan evaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Selain mewujudkan profil pelajar Pancasila, terampil dalam mengembangkan lingkungan belajar, dan dapat memfasilitasi peserta didik belajar dengan melibatkan orang tua dan masyarakat. (Tri Wahyuni)