Suara Karya

Din Syamsuddin: Biasa Terjadi Perbedaan 1 Syawal, Pemerintah Diharapkan Mengayomi Semua Pihak

JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah diharapkan berada ditengah dengan mengayomi semua pihak, dan tidak mengambil posisi tunggal bila terjadi perbedaan dalam penentuan 1 Syawal. Sedangkan umat Islam perlu menyikapi perbedaan dengan sikap dewasa dalam beragama.

Hal itu dikemukakan tokoh Muhammadiyah Prof KH Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, M.A., Ph.D., atau dikenal dengan Din Syamsuddin terkait adanya perbedaan Idul Fitri 1 Syawal yang sering terjadi, walaupun tidak selalu terjadi setiap tahun.

Kenapa terjadi perbedaan tersebut, “Hal ini disebabkan perbedaan hadits yang dipakai (antara sempurnakan bilangan bulan dan perhitungkan atau perkirakan posisi hilal),” ungkap Din Syamsuddin kepada suarakarya.co.id di Jakarta, Rabu 19/4/2023..

Sebenarnya, jelas dia dalam penetuan 1 Syawal tersebut pihak yang berbeda sama-sama menggunakan rukyat (Bahasa Arab: melihat atau berpendapat). Perbedaannya yang satu menggunakan rukyat bil ‘aini (melihat dengan mata inderawi), dan yg satu rukyat bil ‘aqli (melihat dengan mata pikiran). Keduanya sulit dipertemukan seperti meyakini sesuatu dengan melihatnya (_seeing is believing_) dan meyakini sesuatu dengan mengetahuinya (_knowing is believing_), papar Din.

Untuk itu Din menghimbau umat Islam dan pemerintah agar menyikapi perbedaan dengan sikap dewasa dalam beragama.

1. Idul Fitri adalah ibadah berdasarkan keyakinan sesuai dalil _naqli dan aqli_. Maka kepada kaum muslimin untuk menunaikan shalat idul fitri sesuai keyakinannya masing-masing tanpa merusak silaturahim dan ukhuwah Islamiyah.
2. Sesuai amanat konstitusi, pemerintah harus mengayomi rakyat warga negara dengan memberi kebebasan menjalankan ibadat sesuai keyakinannya masing-masing.
3. Karena posisi bulan pada Jum’at 20 April 2023 masih di bawah _imkan al-ru’yah_ maka tidak perlu diadakan Rapat Istbat yg hanya menghabiskan anggaran negara.
4. Adalah kepemimpinan hikmah berdasarkan Pancasila (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan) utk mengumumkan bahwa pada tahun ini ada dua keyakinan tentang Idul Fitri: 21 April 2023, dan 22 April 2023. Silakan umat memilihnya sesuai keyakinan dan tetap merayakan ldul Fitri dalam semangat ukhuwah Islamiyah.
5. Pemerintah menghormati dan mengayomi keduanya dengan mengizinkan fasilitas umum digunakan utk shalat Idul Fitri pada kedua hari tersebut. (dra)

Related posts