Suara Karya

LPI: Lebaran Momentum Memaafkan di Tahun Politik

JAKARTA (Suara Karya): Idul Fitri 1439 Hijriah merupakan momentum yang tepat untuk saling memaafkan sesama anak bangsa pada tahun politik saat ini, kata Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens, di Jakarta, Rabu (13/6).

Ia mengatakan Lebaran tahun ini adalah momentum religius yang mahal nilainya. Lebaran di tahun politik ini berlangsung ketika umat coba dibelah oleh kepentingan dan permainan politik.

“Tetapi, kita tetap yakin, Islam sebagai bagian inheren dari ke-Indonesiaan kita akan tetap menjadi agama yang menyatukan dan mendamaikan dalam satu ‘melting pot’ bernama Indonesia,” katanya lagi.

Menurut dia, pesan moral dari bulan suci Ramadhan tidak hanya saling memaafkan di antara kita, tetapi bagaimana kita dan seluruh kekuatan nasional juga mau memaafkan kelompok politik yang mempermainkan isu SARA sebagai modal dan menjadikan kekacauan sebagai momentum untuk meraih kekuasaan.

“Mereka pun bagian dari kita sebagai keluarga besar NKRI,” ujarnya pula.

Dia menyatakan, memberikan maaf yang tulus agar ada pertobatan dan rekonsiliasi nasional menuju Pilpres April 2019. Substansinya jelas, Indonesia tidak dibangun untuk periode pemilu 5 tahun, tetapi untuk selama-lamanya.

“Maka, baiklah komitmen jiwa dan raga kita arahkan dan kerahkan untuk keberlangsungan Indonesia untuk selama-lamanya,” ujar dia pula.

Boni menjelaskan terhitung sejak 2016, dinamika politik di Tanah Air ditandai berbagai goncangan yang cukup melelahkan dan meresahkan.

Politik identitas menjadi arus utama ketika oposisi politik kehilangan akal sehat untuk mengevaluasi dan mendelegitimasi Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, dikotomi yang kejam atas dasar isu SARA tidak hanya mengganggu jalan pemerintahan, tetapi juga mengancam masa depan keindonesiaan kita yang sudah dibangun para Pendiri Republik dengan darah dan keringat.

Dia menambahkan, Pancasila, sebagai fondasi yang merekatkan keberagaman dan falsafah yang menyatukan masa lalu dan masa depan kita sebagai negara-bangsa, diganggu oleh kehadiran dan serangan ideologi.

Memang, lanjut dia, kita akui, kita lelah dan terluka dengan serangan-serangan teroris dan kemarahan kelompok radikal yang berteriak di jalan dan memadati dunia maya dengan hasutan kebencian dan fitnah.

“Alhamdulillah, sampai hari ini dan sampai kapan pun, bangsa ini masih dan akan tetap kuat” ujarnya lagi.

Boni mengapresiasi setinggi-tingginya kerja keras Badan Intelijen Negara (BIN), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang telah dan selalu komit menjaga keamanan masyarakat, bangsa, dan negara dalam segala keadaan.

Bahkan dalam momen menjelang Lebaran ini, ketika kita sibuk mengatur jadwal berlibur, mereka justru sibuk bekerja keras untuk menjaga masyarakat dan bangsa ini. (Bayu)

Related posts